Kak, pernah nggak ngerasa sekarang orang gampang banget kena sakit?
Umur masih 30-an tapi udah kena kolesterol, darah tinggi, fatty liver, atau diabetes.
Padahal nenek moyang kita dulu makan nasi, lauk tempe, lalap, santai aja.
Apa bedanya?
Salah satu jawabannya: makanan modern zaman sekarang diam-diam penuh zat tambahan berbahaya.
Bukan cuma bikin gizi pudar, tapi ada racun yang dikit-dikit numpuk sampai akhirnya meledak jadi penyakit.
Makanya di Griya Sehat QULBI kita punya prinsip Eating QULBI Habits, yang intinya makan dengan sadar.
Nggak asal kenyang, tapi Sadar Manfaat, Sadar Bahaya, dan Sadar Takaran.
—
10 Racun Tersembunyi dalam Makanan Kita
Yuk kenali dulu supaya bisa lebih hati-hati.
Ini bukan nakut-nakutin, tapi biar kita nggak menutup mata sama fakta.
1. Titanium Dioksida
Ada di:
- Permen putih & pastel (Mentos, Alpenliebe)
- Permen karet (Yosan, Happydent)
- Krimer kopi bubuk (Coffee-mate, Top White)
Risiko:
Bisa merusak DNA & usus.
Makanya udah dilarang total di Eropa sejak 2021 (EFSA).
2. BVO (Brominated Vegetable Oil)
Ada di:
- Soda rasa jeruk (Fanta Orange, Mountain Dew)
- Minuman energi rasa citrus
Risiko:
Numplek di jaringan lemak & otak, picu tremor & gangguan saraf.
3. Kalium Bromat
Ada di:
- Roti tawar kemasan (beberapa varian Sari Roti)
- Adonan pizza beku, tepung premix impor
Risiko:
Diduga kuat pemicu kanker (IARC Group 2B).
4. HFCS (High Fructose Corn Syrup)
Ada di:
- Soda (Coca-Cola, Pepsi)
- Sirup merah es campur
- Sereal super manis (Froot Loops)
Risiko:
Obesitas, fatty liver, diabetes (AJCN, 2004).
5. Pemanis Buatan (Aspartam, Sukralosa)
Ada di:
- Soda diet (Coke Zero, Pepsi Diet)
- Permen karet bebas gula (Orbit)
Risiko:
Ganggu mikrobioma usus, bikin gula darah nggak stabil (Nature, 2014).
6. Pewarna Buatan (Red 40, Yellow 5)
Ada di:
- Sereal warna-warni (Froot Loops)
- Permen gummy, topping boba
Risiko:
Hiperaktif, susah fokus, potensi kanker (CSPI, 2016).
7. Minyak Biji (Canola, Soy, Corn)
Ada di:
- Keripik kentang (Lays, Pringles)
- Nugget, mayo botolan
Risiko:
Omega-6 berlebih picu radang kronis (British Journal of Nutrition, 2002).
8. MSG (Monosodium Glutamate)
Ada di:
- Mie instan (Indomie, Samyang)
- Kaldu blok (Royco, Masako)
- Snack micin (Chitato)
Risiko:
Migrain, jantung berdebar, ganggu neurotransmitter otak.
9. Sodium Nitrat/Nitrit
Ada di:
- Sosis (So Nice, Bernardi)
- Kornet (Pronas)
Risiko:
Bisa membentuk nitrosamin karsinogen (WHO IARC, 2015).
10. Propyl Paraben
Ada di:
- Roti kemasan tahan lama
- Cookies kalengan impor
Risiko:
Mengganggu hormon estrogen → risiko kanker payudara (EU Regulation No.1223/2009).
—
Eating QULBI Habits: Makan dengan Sadar
Nah, supaya kita nggak terjebak sama makanan racun tadi, Eating QULBI Habits ngajak kita makan dengan 3 kesadaran utama:
—
1. Sadar Manfaat
Tujuan utama makan itu kan ngasih nutrisi lengkap ke tubuh.
Bukan cuma karbo sama protein biar kenyang, tapi juga vitamin, mineral, enzim, fitonutrien.
Jadi saat mau makan, coba tanya diri sendiri:
“Makanan ini memberi tubuhku apa?”
Contoh:
Sayur hijau — kaya magnesium, klorofil, antioksidan, bantu bersihin darah.
Buah musiman lokal — vitamin C, serat, enzim pencernaan.
Ikan laut segar — omega-3 buat otak & anti radang.
Tempe tradisional — probiotik alami + protein nabati.
Suplementasi — Jika dibutuhkan perlu asupan suplementasi dan pastikan yang non-sintetis, asli dan halal.
Kalau makananmu itu “hidup”, utuh, warna alaminya cantik, biasanya manfaatnya juga seabrek.
Beda cerita kalau makananmu fake food — alias makanan yang udah dipoles, dioplos, ditambahi pewarna, perasa, pengawet, sampai nggak jelas asal-usul aslinya.
Fake food ini kelihatannya menggoda, rasanya heboh banget, tapi sebenernya pudar gizinya, cuma penuh kalori kosong, bahkan seringnya bawa racun diam-diam. Hal ini juga yang harus kamu sadari pada poin 2 di bawah.
—
2. Sadar Bahaya
Makan itu juga soal hindari racun tersembunyi.
Bukan berarti paranoid ya, tapi waspada sama bahan yang diam-diam merusak tubuh.
Coba tanya:
“Ada nggak kandungan yang mungkin bahaya kalau dimakan terus?”
Contohnya:
Pewarna buatan Red 40, Yellow 5 → risiko hiperaktif & kanker
HFCS → memicu diabetes & fatty liver
Nitrit di sosis, bacon → bisa jadi nitrosamin pemicu kanker usus
Pemanis buatan → ganggu mikrobioma usus & metabolisme
Seluruh racun makanan pada 10 poin di atas.
Kalau tahu bahayanya, kamu bisa lebih bijak.
Nggak harus stop total, tapi ngurangin banget atau pilih alternatif.
Semua itu mungkin efeknya nggak kelihatan sekarang, tapi 20 tahun lagi bisa muncul sebagai kanker, ginjal rusak, atau syaraf terganggu.
—
3. Sadar Takaran
Sering kan dengar, “yang berlebihan itu nggak baik.”
Termasuk dalam makan.
Tanyakan juga:
“Kira-kira ini udah cukup buat tubuhku belum? Atau malah berlebihan?”
- Karbo: secukupnya sesuai aktivitas. Kalau duduk terus seharian, jangan makan nasi sepiring gunung.
- Protein & lemak sehat: bantu awet kenyang, nggak gampang craving.
- Gula: WHO rekomendasi maksimal 25 gram per hari (±6 sendok teh) — soda kaleng aja udah lebih!
—
Makan itu Amanah
Kak, tubuh ini titipan.
Kalau kita sembarangan makan, sakit-sakitan, ibadah & kerja juga terganggu.
Padahal badan sehat itu modal kita mengabdi & nyari ridha Allah Ta’ala.
Makanya Eating QULBI Habits bukan cuma soal kesehatan dunia, tapi juga persiapan bekal akhirat.
Karena tubuh ini bakal ditanya nanti: dirawat apa nggak?
—
Tips Praktis Supaya Lebih Mudah
Baca label makanan — kalau banyak istilah kimia, mending taruh balik.
Bawa snack natural — pisang, kacang panggang, dark chocolate.
Belanja fresh 2-3 hari sekali biar nggak tergoda frozen ultra proses.
Masak sendiri, kaldu rebus ayam kampung jauh lebih aman daripada kaldu blok.
—
Referensi :
- WHO IARC (2015), karsinogen daging olahan.
- Nature (2014), pemanis buatan & mikrobioma.
- EFSA (2021), larangan titanium dioksida.
- CSPI (2016), laporan pewarna makanan.
- AJCN (2004), HFCS & obesitas.
- Diskusi di Group Indonesian Society of Lifestyle & Interdisciplinary Medicine oleh Dr. Yosef S. Sugi, M.Biomed, SpPD
- Syaifullah, E. QULBI Method: Solusi Nyeri Holistik 2025, Website Griya Sehat QULBI – www.qulbi.com