You are currently viewing Connecting Habits: Cinta Sebagai Sistem Kesehatan Tubuh

Connecting Habits: Cinta Sebagai Sistem Kesehatan Tubuh

0Shares

Bukan Cinta Biasa – Cinta Bukan Sekadar Perasaan. Kita sering dengar cinta itu perasaan. Tapi kalau dilihat dari sudut pandang ilmu tubuh dan pikiran, ternyata cinta jauh lebih dalam. Ia bukan sekadar getaran di hati atau bumbu drama romantis, tapi bagian dari sistem bertahan hidup manusia.

Neurosains modern menemukan bahwa setiap kali seseorang merasa dicintai, tubuh melepaskan hormon seperti oksitosin dan dopamin — dua zat ajaib yang menenangkan sistem saraf, menurunkan hormon stres, memperbaiki imunitas, dan menstabilkan suasana hati.
Dengan kata lain, cinta itu bukan cuma bikin hati hangat, tapi juga bikin tubuh lebih sehat.

Cinta dan Sistem Saraf: Sudut Pandang Functional Medicine (FM View)

Dalam pendekatan Functional Medicine, semua fungsi tubuh saling terhubung: otak, sistem imun, hormon, bahkan mikrobiota usus. Ketika seseorang mengalami hubungan yang aman dan penuh kasih, sistem saraf parasimpatis (yang bertugas untuk “istirahat dan sembuh”) aktif, membuat tubuh berada dalam keadaan tenang.
Sebaliknya, ketika seseorang kesepian, ditolak, atau merasa tidak aman, sistem saraf simpatis mengambil alih. Tubuh masuk mode “bertahan hidup”: jantung berdebar, napas pendek, tekanan darah naik, dan peradangan meningkat. Inilah mengapa rasa dicintai bisa menurunkan inflamasi, sementara rasa kesepian bisa memicunya.

Fascia, Sentuhan, dan Oksitosin

Dalam konsep FASCIA Hack, sentuhan bukan hanya fisik — ia adalah komunikasi biologis antara dua sistem saraf.
Saat kamu disentuh dengan niat menenangkan, fascia di bawah kulit merespons dengan mengendurkan ketegangan. Oksitosin pun meningkat, membantu sistem imun bekerja lebih baik. Itu sebabnya pasien yang diterapi dengan sentuhan lembut dan penuh empati sering merasa lega bukan hanya di tubuhnya, tapi juga di jiwanya.
Fascia yang rileks, tubuh yang seimbang, dan hati yang tenang — semuanya saling menular lewat cinta.

Baca Juga :  Metabolical & Eating QULBI Habits: Mengungkap Kebohongan Makanan Ultra-Proses Penyebab Nyeri

❤️ Imunitas dan Koneksi Sosial

Riset menunjukkan bahwa orang yang memiliki hubungan sosial kuat hidup lebih lama, jarang sakit, dan cepat sembuh dari penyakit. Bahkan, kekuatan sistem imun mereka bisa meningkat hanya karena merasa didukung dan diterima.
Sebaliknya, kesepian kronis bisa memicu hormon stres (kortisol) dan meningkatkan peradangan. Ini bukan cuma teori — dalam jangka panjang, efeknya bisa mirip seperti tubuh yang terus-menerus diserang infeksi ringan tanpa henti.

Cinta dan koneksi sosial adalah nutrisi emosional bagi tubuh. Tanpanya, manusia akan defisit bukan hanya secara batin, tapi juga secara biologis.

Connecting Habits dalam QULBI Habits

Dalam QULBI Habits, Connecting Habits berarti menciptakan hubungan yang sehat — secara vertikal dengan Allah Ta’ala, dan horizontal dengan sesama manusia.
Keduanya membentuk pondasi keseimbangan jiwa dan tubuh.
Saat hubungan vertikal kuat, hati dipenuhi makna dan arah hidup. Saat hubungan horizontal sehat, tubuh merasa aman dan tenang.

Cinta dalam konteks QULBI bukan sekadar rasa manis di hati, tapi sistem kesehatan yang nyata. Ia menenangkan saraf, melancarkan fasia, menyeimbangkan hormon, dan memperkuat daya tahan tubuh.
Maka, cinta sejati bukan sekadar “aku sayang kamu”, tapi juga “aku ingin kamu sehat, tenang, dan dirahmati Allah Ta’ala.”

Cinta Kepada Allah: Puncak Connecting Habits

Cinta tertinggi dalam Connecting Habits adalah cinta kepada Allah Ta’ala.
Dalam artikel “Doa Memohon Cinta Allah, Kekasih-Nya, dan Amal Terbaik” di Rumaysho.com dijelaskan doa Rasulullah ﷺ yang menjadi inti dari hubungan vertikal manusia dengan Penciptanya:

اللَّهُمَّ إِنِّی أَسْأَلُكَ حُبَّكَ، وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ، وَحُبَّ عَمَلٍ يُقَرِّبُنِي إِلَى حُبِّكَ

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu cinta kepada-Mu, cinta kepada orang yang mencintai-Mu, dan cinta kepada amal yang mendekatkan aku kepada cinta-Mu.”
(HR. Tirmidzi, dinyatakan hasan oleh Al-Albani)
Sumber: Rumaysho.com, 2022

Doa ini mengajarkan bahwa cinta sejati bukan sekadar reaksi emosional, tapi energi spiritual yang menuntun setiap sistem tubuh menuju ketenangan.
Ketika qalbu tersambung kepada Allah Ta’ala, hormon stres menurun, sistem saraf tenang, dan bahkan penyembuhan alami tubuh bekerja lebih optimal.
Itulah mengapa cinta kepada Allah Ta’ala bukan hanya bentuk ibadah, tapi juga bentuk biological healing yang paling dalam.

Baca Juga :  Thinking Habits: Sehat Bebas Nyeri Dimulai dari Qalbu atau Pikiran yang Baik, Biidznillah!

Penutup: Cinta, Biologi, dan Qalbu

Di tengah dunia yang sibuk mengejar karier dan pencapaian, tubuh kita sebenarnya cuma bertanya satu hal sederhana:
“Apakah aku aman di sini?”
Jika jawabannya “ya” — karena kamu dikelilingi cinta, kasih, dan koneksi sejati — tubuh pun beralih ke mode penyembuhan. Tapi jika cinta tak hadir, tubuh terjebak di mode bertahan hidup.

Maka jaga hubungan yang menenangkan, peluk orang-orang yang membuatmu merasa diterima, dan kuatkan cinta kepada Allah Ta’ala yang menjadi sumber ketenangan sejati.
Karena pada akhirnya, cinta bukan sekadar perasaan… tapi sistem kesehatan yang Allah Ta’ala tanamkan dalam setiap denyut kehidupan. Inilah Bukan Cinta Biasa

Referensi :

  • Rumaysho.com (2022). Doa Memohon Cinta Allah, Kekasih-Nya, dan Amal Terbaik.
  • Porges, S.W. (2011). The Polyvagal Theory: Neurophysiological Foundations of Emotions, Attachment, Communication, and Self-Regulation.
  • Oschman, J.L. (2016). Energy Medicine: The Scientific Basis.
  • Cozolino, L. (2014). The Neuroscience of Human Relationships.
  • Endy Syaifullah, Griya Sehat QULBI. (2025). QULBI Method: Integrasi QULBI Check-Up, FASCIA Hack, dan QULBI Habits.
0Shares

Griya Sehat QULBI

Spesialis Terapi Nyeri Bekasi

Tinggalkan Balasan