You are currently viewing Fasting dalam QULBI Habits: Rahasia Autophagy untuk Detoksifikasi & Regenerasi Sel Sebagai Solusi Nyeri

Fasting dalam QULBI Habits: Rahasia Autophagy untuk Detoksifikasi & Regenerasi Sel Sebagai Solusi Nyeri

0Shares

Dalam QULBI Habits (Input, System & Output Habits), Kebiasaan Sehat Holistik di Griya Sehat QULBI, Fasting bukan sekadar menahan lapar dan haus, tapi juga salah satu cara Detoksifikasi tubuh (Output Habits), bersama dengan Sleeping (tidur berkualitas) dan Cupping (bekam). Ketiga kebiasaan ini bekerja saling melengkapi untuk membersihkan tubuh dari racun, memperbaiki sel, dan meningkatkan vitalitas secara alami.

Autophagy: Mekanisme Pembersihan Sel Saat Puasa
Saat tubuh masuk ke kondisi fasting, terjadi proses autophagy, yaitu sistem daur ulang alami tubuh untuk membuang sel rusak dan menggantinya dengan yang baru. Bisa dibilang, ini seperti sistem cleaning service tubuh yang aktif saat kita berpuasa.

Manfaat utama autophagy:
✅ Mencegah Kanker – Menghambat pertumbuhan sel kanker dengan membuang sel yang mengalami kerusakan DNA dan peradangan kronis.
✅ Mengoptimalkan Fungsi Otot – Membantu regenerasi sel otot saat berolahraga dalam kondisi puasa.
✅ Melindungi Otak dari Penyakit Neurodegeneratif – Membersihkan protein rusak di otak yang bisa menyebabkan Alzheimer dan Parkinson.
✅ Mengurangi Peradangan – Menghilangkan molekul pemicu peradangan kronis salah satu akar masalah nyeri tubuh.
✅ Memperlambat Penuaan – Meningkatkan produksi Human Growth Hormone (HGH) yang mendukung regenerasi otot dan kulit.
✅ Meningkatkan Energi Seluler – Memperbarui mitokondria dalam sel untuk produksi energi yang lebih efisien.

Autophagy Terjadi Bertahap: Dari Intermittent Fasting ke Water Fasting
Autophagy tidak terjadi secara instan saat puasa, melainkan bertingkat sesuai durasi puasa:

1️⃣ Intermittent Fasting (IF) (12–24 jam)

  • Tidak ada kalori yang masuk selama 12-24 jam; boleh minum air non-kalori serta konsumsi suplementasi
  • Istirahat pencernaan
  • Tubuh mulai menggunakan cadangan glikogen dan sedikit membakar lemak.
  • Level insulin turun, dan sel mulai membuang protein yang rusak.
  • Peningkatan hormon pertumbuhan (HGH)
  • Memulai autophagy ringan.

2️⃣ Extended Fasting (24–48 jam)

  • Tidak ada kalori yang masuk selama 24-48 jam; boleh minum air non-kalori serta konsumsi suplementasi
  • Tubuh mulai masuk ke ketosis, menggunakan lemak sebagai bahan bakar utama.
  • Perbaikan sel dan regenerasi lebih intens, efek anti-penuaan.
  • Hormon pertumbuhan (HGH) 5 kali lebih banyak & kadar dopamin lebih tinggi.
  • Autophagy meningkat signifikan.
  • Lakukan puasa 48 jam sekali dalam sebulan, jika mengalami depresi atau apapun yang berhubungan dengan masalah otak.

3️⃣ Water Fasting (72 jam ke atas)

  • Tidak ada kalori yang masuk selama 72 jam ke atas; boleh minum air non-kalori serta konsumsi suplementasi
  • Regenerasi sel punca (stem cell activation) terjadi.
  • Sistem imun mengalami reset total, membuang sel-sel rusak dan membentuk yang baru.
  • Autophagy mencapai puncaknya.
  • Lakukan sekali sepekan, jika mengalami penyakit kronis seperti kanker atau autoimun dan lakukan sekali dalam setahun untuk pencegahan.

Jadi, autophagy memang terjadi dalam IF, tapi lebih optimal dalam water fasting 72 jam. Dalam QULBI Habits, fasting bisa disesuaikan dengan kebutuhan tubuh, dengan tetap memperhatikan asupan sebelum dan sesudah puasa agar liver tidak terbebani.

Healing Crisis dalam Autophagy: Kenapa Bisa Muncul Gejala Tidak Nyaman?
Saat tubuh mengalami autophagy, tidak jarang seseorang mengalami Healing Crisis atau Healing Reaction (Hearx). Ini adalah kondisi di mana tubuh sedang membuang racun dan memperbaiki sel-sel yang rusak, sehingga bisa muncul gejala seperti:

  • Badan gatal atau muncul ruam → karena tubuh membuang toksin melalui kulit.
  • Sakit kepala atau pusing → akibat penyesuaian metabolisme dan detoksifikasi dari gula dan kafein.
  • Tekanan darah naik → karena tubuh sedang menyesuaikan keseimbangan cairan dan elektrolit.
  • Tangan dan kaki terasa dingin → karena aliran darah lebih fokus ke organ dalam untuk regenerasi sel.
  • Bau mulut atau urine lebih tajam → akibat pembuangan toksin dan keton dari tubuh.

‼️ Apakah Healing Crisis Berbahaya?
Tidak! Ini adalah proses alami tubuh saat membersihkan diri. Justru ini tanda bahwa autophagy sedang bekerja. Biasanya, gejala ini bersifat sementara dan akan mereda dalam beberapa hari.
Namun, agar prosesnya lebih nyaman dan tidak terlalu berat, dukungan nutrisi dan suplementasi sebelum atau saat fasting sangat disarankan.

Pentingnya Cek Kondisi Tubuh Saat Fasting

Agar fasting tetap aman dan optimal, sangat disarankan untuk memantau beberapa parameter kesehatan selama menjalani puasa, terutama jika fasting dilakukan lebih dari 24 jam. Berikut ini alat yang bisa digunakan, cara mengeceknya, dan kapan waktu terbaik untuk melakukan pengecekan:

1️⃣ Cek Gula Darah 🩸

📌 Alat: Glukometer
📌 Cara: Gunakan strip darah untuk mengukur kadar glukosa di kapiler jari.
📌 Kapan:
✅ Sebelum puasa (baseline)
✅ Selama puasa (setiap 6–12 jam)
✅ Setelah berbuka untuk melihat respon tubuh terhadap makanan

📌 Normal saat fasting: 70–100 mg/dL
⚠️ Jika turun di bawah 60 mg/dL dan disertai pusing/lemas ekstrim, segera hentikan puasa!

2️⃣ Cek Keton ⚡️

📌 Alat: Keton meter darah atau strip urine keton
📌 Cara:

Gunakan keton meter darah (lebih akurat) dengan strip darah di ujung jari. Atau gunakan strip urine keton untuk melihat kadar keton dalam urin.

📌 Kapan:
✅ Setiap 12 jam selama fasting untuk memantau apakah tubuh sudah masuk ketosis.

📌 Normal saat ketosis: 0.5–3.0 mmol/L
⚠️ Jika terlalu tinggi (> 7.0 mmol/L), bisa berisiko ketoasidosis, segera konsultasi dengan tenaga medis!

3️⃣ Cek Saturasi Oksigen (SpO2) & Detak Jantung ❤️

📌 Alat: Oximeter
📌 Cara: Jepitkan di ujung jari, tunggu hasilnya.

📌 Kapan:
✅ Setiap pagi setelah bangun tidur
✅ Setiap kali merasa pusing atau lemas

📌 Normal:

  • SpO2: 95–100%
  • Detak jantung: 60–100 bpm saat istirahat

⚠️ Jika SpO2 turun di bawah 90% atau detak jantung melonjak drastis >120 bpm saat istirahat, segera hentikan fasting dan evaluasi kondisi tubuh!

Dukungan Nutrisi dan Suplementasi untuk Mendukung Autophagy
Agar tubuh bisa menjalani fasting dengan optimal dan meminimalkan efek healing crisis, perlu nutrisi dan suplementasi yang tepat:

  • MCT Oil → Sumber lemak cepat serap yang membantu tubuh lebih cepat masuk ketosis.
  • Resveratrol → Antioksidan kuat yang mendukung regenerasi sel dan kesehatan jantung.
  • Green Tea (Teh Hijau) → Mengandung EGCG yang mempercepat autophagy.
  • Vitamin D3 → Penting untuk keseimbangan sistem imun selama fasting.
  • Magnesium → Menjaga keseimbangan elektrolit agar tidak kram atau lemas saat puasa.
  • Probiotik → Menjaga kesehatan usus agar sistem pencernaan tetap optimal saat fasting.

Jadi, sebelum memulai fasting, pastikan tubuh sudah mendapatkan asupan yang baik. Ini sesuai dengan prinsip Eating dalam Input Habits, di mana kebiasaan makan yang sehat harus mendukung fasting agar proses detoksifikasi berjalan optimal tanpa membebani tubuh.

Sinergi Fasting, Sleeping, dan Cupping dalam Detoksifikasi Holistik di Output Habits
Dalam Output Habits di QULBI Habits, detoksifikasi tubuh tidak hanya melalui puasa. Ada dua kebiasaan lain yang berperan penting:

  • Sleeping (Tidur Berkualitas) – Saat tidur nyenyak, tubuh melakukan regenerasi sel dan mengoptimalkan hormon detoksifikasi.
  • Cupping (Bekam) – Membantu membuang darah kotor dan toksin dari tubuh secara langsung.

Ketiga kebiasaan ini bekerja secara sinergis untuk membersihkan tubuh, memperbaiki sistem metabolisme, dan meningkatkan energi vital.

Kesimpulan
Puasa bukan hanya tentang menahan makan, tapi juga strategi cerdas untuk regenerasi sel dan detoksifikasi alami. Namun, agar manfaatnya optimal, harus diawali dengan pola makan yang benar dan suplementasi yang mendukung.

Dalam QULBI Habits, Eating dari Input Habits menjadi fondasi sebelum Fasting di Output Habits, agar tubuh tetap sehat, liver tidak terbebani, dan autophagy berjalan sempurna.

Dan jangan panik kalau mengalami Healing Crisis! Itu hanya tanda bahwa tubuh sedang reset dan beradaptasi ke kondisi yang lebih sehat.

Jangan lupa cek kondisi tubuh secara berkala selama fasting untuk memastikan semuanya berjalan aman dan efektif!

Jadi, siap menjalani puasa yang benar dan sehat bebas nyeri bersama QULBI Habits untuk healing tubuh secara alami?

Referensi :

  • Yoshinori Ohsumi. (2016). Autophagy: Cellular Recycling System. Nobel Prize in Physiology or Medicine.
  • Fung, J. (2016). The Complete Guide to Fasting: Heal Your Body Through Intermittent, Alternate-Day, and Extended Fasting. Victory Belt Publishing.
  • Dr. Axe. (2021). Autophagy and Fasting: How It Slows Aging & Boosts Immunity.
  • Dr. David Jockers. (2022). Understanding Autophagy: The Key to Cellular Regeneration and Longevity.
  • Syaifullah, E. (2025). QULBI Habits: Kebiasaan Sehat Holistik.
  • Griya Sehat QULBI.
    www.qulbi.com – Website resmi Griya Sehat QULBI.
0Shares

Griya Sehat QULBI

Spesialis Terapi Nyeri Bekasi

Tinggalkan Balasan