You are currently viewing Tidur yang Dirindukan Umat Islam: Mabit di Muzdalifah & Makna Sleeping dalam QULBI Habits

Tidur yang Dirindukan Umat Islam: Mabit di Muzdalifah & Makna Sleeping dalam QULBI Habits

0Shares

Pernah gak kepikiran, kalau tidur pun bisa jadi bentuk ibadah? Tidur yang ditunggu-tunggu jutaan umat manusia setiap tahun—bukan di kasur empuk hotel mewah, tapi di tanah lapang Muzdalifah. Tidur bareng jutaan orang, langit terbuka jadi atap, dan bumi jadi tempat sujud dan istirahat. Itulah Mabit di Muzdalifah.

Apa Itu Mabit di Muzdalifah?

Mabit secara bahasa artinya bermalam atau berhenti sejenak di malam hari. Dalam konteks ibadah haji, Mabit di Muzdalifah adalah salah satu rangkaian penting setelah wukuf di Arafah. Jutaan jamaah haji dari seluruh penjuru dunia bergerak ke Muzdalifah untuk bermalam di sana, mengumpulkan kerikil untuk jumrah, dan menyiapkan diri menuju Mina.

Menurut Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah,

“Mabit di Muzdalifah adalah wajib, dan siapa yang meninggalkannya wajib membayar dam (denda).”
(Sumber: almanhaj.or.id)

Dan yang paling ideal (sunnah) adalah: Shalat Maghrib dan Isya digabung (jama’ ta’khir) di Muzdalifah. Tidur di sana.

Gak perlu lama. Cukup tidur atau berada di sana separuh malam, itulah bentuk ketaatan yang besar di mata Allah Ta’ala.  tidak meninggalkan Muzdalifah hingga setelah shalat Subuh, dan setelah langit mulai menguning sebelum terbitnya matahari. Rasulullah ﷺ pun melakukan demikian—shalat Subuh di sana, berdzikir, lalu baru bergerak ke Mina sambil bertalbiyah.

Tidur yang Bernilai Ibadah

Bayangin deh, tidur sebentar tapi dicatat sebagai ibadah. Dalam suasana lelah tapi hati penuh harap. Inilah sleeping yang dirindukan, tidur yang bukan sekadar rebahan, tapi istirahat yang penuh makna spiritual.

Nah, inilah yang kami rangkum dalam QULBI Habits, khususnya di bagian Output Habits → Sleeping.

Baca Juga :  Thinking Habits: Sehat Bebas Nyeri Dimulai dari Qalbu atau Pikiran yang Baik, Biidznillah!

Sleeping dalam QULBI Habits: Ketika Tidur Menjadi Jalan Pulang

Di QULBI Habits, Sleeping bukan cuma soal cukup durasi atau posisi rebahan, apalagi pelarian dari penat. Tapi sebuah ritual tubuh dan jiwa untuk recharge secara holistik.
Sleeping dalam QULBI itu tentang:

  • Kapan waktu tidur terbaik? (tidur awal malam dan bangun sebelum fajar)
  • Apa niat kita sebelum tidur? (Connecting → niat ibadah & niat bangun tahajud)
  • Bagaimana kualitas tidur kita? (bebas dari stres, gadget, dan makanan berat sebelum tidur)

Dan… bukankah mabit di Muzdalifah adalah prototype-nya?
Saat jutaan jamaah rebah di bawah langit malam, tanpa kasur empuk & selimut mahal, tanpa aroma lavender essential oil, tapi dengan hati yang tertambat pada langit Ilahi, di situlah terjadi “tidur connecting” paling mulia sepanjang tahun.

Kalau tidur kita setiap malam disiapkan seperti orang mau mabit—dengan niat ibadah, dzikir sebelum tidur, dan tekad bangun di sepertiga malam, bukankah itu cara paling indah untuk menyambungkan ruh ke Langit?

Mabit bukan sekadar rukun haji, tapi metafora tentang hidup: sesaat di dunia, lalu menuju perjalanan yang lebih panjang. Maka tidur pun bisa jadi tempat paling jujur untuk bertanya, “Kalau malam ini adalah malam terakhirku, sudahkah aku siap pulang?”

✨ Akhir Kata: Mabuk Rindu pada Mabit
Di era sekarang, banyak orang mengejar “tidur nyenyak” dengan berbagai cara—dari minum suplemen, sampai pasang white noise. Tapi kadang tetap gelisah. Kenapa?
Karena yang kurang bukan keheningan… tapi koneksi.
Mabit di Muzdalifah adalah simbol tidur yang terkoneksi. Simbol totalitas berserah, ketika tidur bukan untuk lari dari dunia, tapi sebagai bagian dari ibadah.

Jadi, kapan terakhir kali kamu tidur sambil merasa sangat dekat dengan Allah Ta’ala?

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الَّذِينَ يُؤَدُّونَ الْحَجَّ كَمَا شَرَعْتَ، وَيَنَالُونَ فَضْلَ مَبِيتٍ فِي الْمُزْدَلِفَةِ، وَارْزُقْنَا نَوْمًا يُقَرِّبُنَا إِلَيْكَ وَيُجَدِّدُ إِيْمَانَنَا، وَاجْعَلْ كُلَّ نَوْمٍ لَنَا سَبَبًا لِشُكْرِ نِعْمَتِكَ وَتَوْبَةٍ إِلَيْكَ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

Baca Juga :  Sleeping dalam QULBI Habits: Deep Sleep untuk Detoksifikasi & Pemulihan Nyeri

“Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang Engkau beri kemudahan untuk menunaikan haji sesuai syariat-Mu. Berilah kami karunia mabit di Muzdalifah, dan rizkikan tidur yang mendekatkan kami kepada-Mu serta memperbarui keimanan kami. Jadikan setiap tidur kami sebab untuk bersyukur atas nikmat-Mu dan kembali kepada-Mu. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin.”

Referensi :

  • Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Hukum dan Waktu Mabit di Muzdalifah, almanhaj.or.id.
  • HR. Muslim no. 1218 – Hadits tentang Rasulullah ﷺ shalat Subuh di Muzdalifah dan berangkat setelah langit menguning.
  • QULBI Method – QULBI Habits Framework oleh Endy Syaifullah, Founder Griya Sehat QULBI.
0Shares

Griya Sehat QULBI

Spesialis Terapi Nyeri Bekasi

Tinggalkan Balasan