Pernah dengar cerita tentang seseorang yang awalnya cuma minum satu obat diabetes, eh lama-lama malah minum 19 obat setiap hari?
Kayak bola salju, makin digulung malah makin gede. Inilah yang terjadi kalau diabetes cuma diatasi dengan pola pikir “asal gejala hilang”, bukan dari akar masalah.
Awal Mula:
Pas seseorang didiagnosis diabetes tipe 2, biasanya dokter kasih Metformin.
Ini kayak “obat pembuka” untuk nurunin gula darah dengan cara bikin tubuh lebih sensitif sama insulin.
Masalahnya?
Kalau pola makan dan gaya hidup nggak dibenerin, lama-lama Metformin udah nggak cukup.
Gula darah masih tinggi? Dokter tambah Glibenclamide, jenis obat yang merangsang pankreas buat produksi insulin lebih banyak.
Efek Domino Mulai Terjadi:
Karena insulin terus dipaksa keluar, tubuh mulai kebal alias resisten.
Gula darah tetap bandel. Akhirnya muncul komplikasi lain: tekanan darah naik dan kolesterol tinggi.
Makanya, dokter tambahin lagi:
- Amlodipine buat turunkan tekanan darah,
- Simvastatin buat nurunin kolesterol.
Tambah Ruwet:
Dari sini efek samping mulai berdatangan.
Karena jantung dan pembuluh darah mulai kewalahan, datanglah:
- Furosemide (obat diuretik buat buang kelebihan cairan, kayak ngurangin bengkak/beban jantung).
- Tapi karena buang air banyak, tubuh kekurangan kalium, makanya harus minum Kalium klorida.
- Jantung makin stress, jadi perlu Bisoprolol buat bantu jantung nggak kerja terlalu keras.
- Ginjal Mulai Ikutan Stress: Minum obat banyak setiap hari bikin ginjal capek luar biasa.
Akhirnya ginjal mulai bermasalah.
Ditambah:
- Losartan dikasih buat proteksi ginjal (teorinya, supaya ginjal nggak rusak cepat),
- Kalium Asetat juga buat menjaga keseimbangan elektrolit karena ginjal udah nggak optimal.
Gula Darah Masih Tinggi:
Lalu dokter bilang, “Ini perlu insulin aja deh!”
Masuklah suntik insulin rutin.
Berat Badan Naik:
Karena insulin bikin tubuh menyimpan lemak, berat badan melonjak.
Untuk itu, dikasih:
- Orlistat (obat pelangsing yang mencegah tubuh menyerap lemak dari makanan).
- Kalau pencernaan kacau gara-gara banyak efek samping, keluar lagi Loperamide (obat diare).
Ginjal Benar-Benar KO:
Akhirnya, ginjal beneran menyerah.
Pasien harus cuci darah (dialisis) seumur hidup.
Obat-obatan Tambahan Lainnya:
- Epoetin Alfa: bantu buat anemia akibat gagal ginjal.
- Calcium Acetate: buat ngikat fosfat berlebih karena ginjal gagal.
- Sertraline: antidepresan, karena banyak pasien gagal ginjal alami depresi.
- Clopidogrel: pengencer darah buat cegah serangan jantung/stroke.
Bam! 19 obat tiap hari.
Kamu sadar nggak?
Diabetes ini kayak jebakan Batman.
Kelihatan dibantu sama obat, tapi sebenarnya tubuh dibikin makin rusak pelan-pelan.
Kenapa Bisa Terjebak?
Jawabannya simpel:
Karena pendekatannya Symptom-Based.
Artinya, gejala yang kelihatan diobati, bukan akar masalahnya yang diberesin.
Gula darah tinggi? Dikasih penurun gula.
Tekanan darah naik? Dikasih anti-hipertensi.
Kolesterol tinggi? Dikasih statin.
Padahal, tubuh itu kayak pohon.
Kalau akarnya busuk, mau disiram atau dikasih pupuk seberapa banyak pun, tetap aja layu.
Akar masalah diabetes ada di pola makan, peradangan tersembunyi, dan rusaknya sistem metabolik.
Kalau cuma potong rantingnya, akarnya tetap rusak, dan penyakit makin parah.
Mau Keluar dari Lingkaran Setan Ini? Kenalan Sama QULBI Method!
Di Griya Sehat QULBI, pendekatannya beda, kak.
Kita bukan cuma “membereskan angka” di lab, tapi membereskan fondasi tubuh kakak.
Solusi ala QULBI Method:
1. QULBI Check-Up
Nggak asal tebak-tebakan.
Dicek dulu fondasi tubuh: postur, metabolik, kebiasaan makan, pola tidur, stress level.
Biar tahu akar masalahnya di mana. Silahkan cek di sini: QULBI Check Up
2. FASCIA Hack (Balancing, Touching, Moving)
Bukan cuma otot yang tegang, fascia yang rusak juga berpengaruh ke metabolisme tubuh, lho!
Kalau fascia dibenerin, sirkulasi darah, hormon, dan metabolisme membaik.
Bayangin kayak gorong-gorong mampet — setelah dibuka, aliran air jadi lancar lagi.
Sama, tubuh kakak juga bisa “mengalirkan” keseimbangan dengan lebih gampang. Silahkan cek di sini: FASCIA Hack
3. QULBI Habits
Ini nih, rahasianya.
Kalau mau diabetes bener-bener terkendali bahkan membaik, kebiasaan sehari-hari harus dirombak. Silahkan cek di sini: QULBI Habits
Apa aja?
- Eating Habits: Belajar makan bener. Low carb real food, stop gula-gulaan, stop processed food.
- Thinking Habits: Mindset positif. Karena stress = gula darah naik diam-diam.
- Connecting Habits: Koneksi ke Allah dan sesama manusia, bikin hati tenang, stress reda.
- Balancing, Touching, Moving (System Habits): Olahraga dengan gerakan seimbang, bukan asal keringetan.
- Fasting, Sleeping, Cupping (Output Habits): Puasa sunnah, tidur berkualitas, dan bekam terkontrol.
Kenapa QULBI Method Bisa Berhasil?
Karena prinsipnya bukan cuma “menangani akibat”, tapi memperbaiki sistem tubuh kakak dari akarnya.
Kalau tubuh kakak ibarat pohon:
- Akar dibenerin,
- Batang diperkuat,
- Daun jadi subur sendiri.
Nggak perlu lagi obat bertumpuk-tumpuk buat sekedar “memotong daun yang layu”.
Kami Bukan Anti Obat: Obat itu Penting Saat Darurat!
Mungkin di antara kakak-kakak ada yang mikir,
“Kalau gitu, kita harus buang semua obat? Harus 100% natural tanpa bantuan apa pun?”
Jawabannya: Nggak gitu juga, Kak!
Di QULBI Method, kita bukan anti obat.
Obat itu kayak alat pemadam kebakaran darurat.
Kalau ada api besar, ya perlu disemprot dulu supaya nggak membakar rumah kan?
Tapi setelah apinya padam, tugas kita memperbaiki dapurnya, kabel listriknya, sumber masalahnya, bukan tiap hari hidup sambil pegang alat pemadam!
Obat dibutuhkan untuk:
- Kondisi gawat darurat (misal: gula darah kakak di atas 400 mg/dl, tensi 200/120 mmHg, serangan jantung, gagal nafas, dll).
- Mengendalikan gejala berbahaya sambil pelan-pelan memperbaiki akar masalahnya lewat QULBI Habits.
Artinya apa?
Kita pakai obat dengan sadar, terarah, dan punya rencana lepasnya, bukan seumur hidup.
Pelan-pelan, begitu tubuh kakak makin membaik (dengan izin Allah Ta’ala), dosisnya akan dikurangi, bahkan bisa lepas total sesuai evaluasi medis yang bijak.
Karena pada akhirnya, yang kita mau bukan cuma sembuh angka di laboratorium, tapi sembuh hidupnya, aktifnya, ibadahnya, produktifnya, sehat sampai tua!
Penutup:
Kamu mau hidup jadi robot obat seumur hidup?
Atau mau ambil kendali dan mulai membereskan tubuh dari dalam?
Kalau mau, QULBI Method udah siap nemenin perjalanan kakak.
Bukan sulap-sulapan, tapi ikhtiar nyata, dengan pendekatan yang lebih manusiawi.
Karena sehat itu hak kakak. Bukan sekedar angka di hasil lab, tapi hidup penuh energi, bahagia, dan bebas dari lingkaran setan obat!
Referensi :
- Bakris, G. L. (2008). Slowing nephropathy progression: focus on proteinuria reduction. Clinical Journal of the American Society of Nephrology, 3(1), S3–S10. https://doi.org/10.2215/CJN.03190807
- Ellison, D. H. (2001). Diuretic therapy and resistance in congestive heart failure. Cardiology Clinics, 19(3), 393–409. https://doi.org/10.1016/S0733-8651(05)70201-6
- Hallberg, S. J., McKenzie, A. L., Williams, P. T., et al. (2018). Effectiveness and safety of a novel care model for the management of type 2 diabetes at one year: An open-label, non-randomized, controlled study. Diabetes Therapy, 9(2), 583–612. https://doi.org/10.1007/s13300-018-0373-9
- Patterson, R. E., Laughlin, G. A., LaCroix, A. Z., et al. (2015). Intermittent fasting and human metabolic health. Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics, 115(8), 1203–1212. https://doi.org/10.1016/j.jand.2015.02.018
- Russell-Jones, D., & Khan, R. (2007). Insulin-associated weight gain in diabetes—Causes, effects and coping strategies. Diabetes, Obesity and Metabolism, 9(6), 799–812. https://doi.org/10.1111/j.1463-1326.2007.00757.x
- Sattar, N., Preiss, D., Murray, H. M., et al. (2010). Statins and risk of incident diabetes: A collaborative meta-analysis of randomized statin trials. The Lancet, 375(9716), 735–742. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(09)61965-6
- Schleip, R., Klingler, W., & Lehmann-Horn, F. (2003). Fascial plasticity – A new neurobiological explanation: Part 1. Journal of Bodywork and Movement Therapies, 7(1), 11–19. https://doi.org/10.1016/S1360-8592(02)00067-0
- UK Prospective Diabetes Study (UKPDS) Group. (1998). Effect of intensive blood-glucose control with metformin on complications in overweight patients with type 2 diabetes. The Lancet, 352(9131), 854–865. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(98)07037-8
- Institute for Functional Medicine. (2024). What is Functional Medicine? Retrieved from https://www.ifm.org
- VT Wiwiek Diedrichs https://vt.tiktok.com/ZSh1w48Ro/
- Syaifullah, E. (2025). QULBI Method: FASCIA Hack sebagai Solusi Nyeri Holistik. Griya Sehat QULBI.
www.qulbi.com