Manajemen Terapi Nyeri – Pernah nggak terpikir, kenapa banyak orang rela melakukan prosedur mahal, bahkan sampai disetrum sarafnya, hanya untuk menghilangkan nyeri lutut?
Nama kerennya Radiofrequency Ablation (RFA) — katanya bisa “mematikan sumber nyeri”. Tapi… benarkah nyerinya benar-benar sembuh dari akarnya? Atau cuma dibungkam sementara?
Di sinilah Griya Sehat QULBI hadir, membawa cara pandang yang berbeda: bukan sekadar menghapus rasa sakit, tapi memulihkan keseimbangan tubuh secara holistik.
—
Dunia Intervensi Nyeri Konvensional
Dalam kedokteran modern, istilah intervensi nyeri mencakup berbagai prosedur medis yang menargetkan saraf, sendi, atau jaringan tertentu untuk mengurangi sinyal nyeri.
Beberapa jenis yang paling sering dilakukan, antara lain:
1. Medikamentosa — Meredam Suara Tubuh
Langkah pertama ketika nyeri muncul adalah obat.
Mulai dari obat anti-nyeri (NSAID seperti ibuprofen, diclofenac, atau celecoxib), obat pelemas otot, hingga obat saraf seperti gabapentin dan duloxetine.
Kalau nyerinya membandel, bisa ditambah kortikosteroid oral atau opiroid ringan (tramadol, kodein).
Efeknya cepat, tapi… sementara.
Seperti pasang peredam suara di alarm kebakaran — tenang sejenak, tapi sumber apinya belum padam.
Tubuh yang diberi obat terus-menerus bisa “bingung” membedakan antara sembuh dan diredam.
QULBI memahami tahap ini penting untuk meredakan penderitaan akut, tapi ia tidak menyelesaikan akar masalahnya.
Itu sebabnya QULBI menempatkan medikamentosa sebagai langkah darurat, bukan jalan utama.
2. Injeksi — Membungkam Jalur Nyeri
Ketika obat tak lagi mempan, dokter naik ke level injeksi.
Biasanya ada tiga jenis:
- Injeksi kortikosteroid intra-articular untuk redakan inflamasi di sendi lutut, bahu, atau punggung.
- Injeksi asam hialuronat (viscosupplementation) untuk “melumasi” sendi yang kering akibat osteoartritis.
- Injeksi PRP (Platelet-Rich Plasma) — darah pasien sendiri diolah lalu disuntikkan lagi untuk merangsang perbaikan jaringan.
Hasilnya? Kadang luar biasa. Tapi sering kali cuma bertahan beberapa minggu hingga bulan.
Karena sumber tekanan pada jaringan, postur yang salah, atau fascia yang menempel belum disentuh sama sekali.
QULBI menghargai intervensi ini sebagai langkah ilmiah yang bagus — tapi tetap melihatnya sebagai pendekatan gejala, bukan sistem.
⚡️ 3. Radiofrequency Ablation (RFA) — Membakar Ujung Kabel Alarm
RFA sering disebut sebagai “terobosan aman” di dunia manajemen nyeri kronik.
Prosedurnya sederhana: sebuah jarum halus dimasukkan hingga ke saraf nyeri, lalu gelombang radio dipancarkan untuk “mematikan” ujung saraf tersebut.
Tujuannya supaya sinyal nyeri tak sampai ke otak.
Pada kasus nyeri lutut kronik (seperti osteoartritis), pasien memang bisa merasa jauh lebih lega — bahkan bisa jalan tanpa nyeri lagi. Tapi efeknya bisa hilang dalam 6–12 bulan karena saraf akan tumbuh kembali.
QULBI memahami teknologi ini dengan sangat terbuka. Tapi QULBI juga tahu bahwa nyeri bukan hanya urusan saraf, melainkan sistem fascia, struktur, dan kebiasaan gerak.
Jadi kalau kabelnya (fascia) masih kusut, mematikan alarmnya saja tidak akan membuat rumah aman.
4. Neuromodulation — Menipu Otak, Bukan Menyembuhkan Tubuh
Dalam kasus yang berat, dokter bisa menanam alat kecil di bawah kulit yang mengirim sinyal listrik ke sumsum tulang belakang (Spinal Cord Stimulator).
Alat ini “mengganggu” jalur nyeri agar otak berhenti menafsirkan sinyal sakit.
Canggih, iya. Tapi tubuh belum tentu pulih.
Ibarat menaruh earphone di telinga agar tak dengar bunyi mesin rusak — padahal mesinnya masih bocor oli.
QULBI memahami logika neuromodulasi, tapi percaya bahwa keseimbangan tubuh sejati tidak datang dari alat, melainkan dari keteraturan struktur dan keheningan sistem saraf alami.
5. Operasi — Jalan Terakhir, dengan Risiko Terbesar
Ketika semua cara gagal, operasi jadi pilihan terakhir.
Entah mengganti sendi lutut (total knee replacement), menyatukan tulang belakang (spinal fusion), atau membuang jaringan saraf yang dianggap rusak.
Operasi bisa jadi penyelamat, tapi juga berisiko tinggi: infeksi, jaringan parut, bahkan nyeri baru pasca operasi (post-surgical pain syndrome).
QULBI memahami kebutuhan tindakan bedah dalam keadaan darurat, tapi bagi sebagian besar kasus nyeri muskuloskeletal, tubuh masih bisa disembuhkan tanpa pisau — dengan teknik lembut, presisi, dan prinsip keseimbangan yang benar.
—
Maka Lahir QULBI Method — Solusi Nyeri Holistik
Di QULBI, nyeri tidak dianggap musuh. Nyeri adalah bahasa tubuh yang sedang berusaha bicara.
Kalau bahasa ini langsung dibungkam dengan alat, suntikan, atau panas, tubuh kehilangan kesempatan untuk menyampaikan pesan penting:
“Hei, ada ketidakseimbangan di sini, tolong perbaiki posisiku!”
QULBI tidak menolak intervensi medis modern. Justru memahami seluruh pendekatan itu yang akhirnya menginspirasi lahirnya QULBI Method.
Sebuah sistem penyembuhan holistik yang menyatukan ilmu anatomi modern, prinsip fascia, dan kebijaksanaan tubuh dari fitrahnya.
QULBI Method terdiri dari tiga pilar:
- QULBI Check-Up — menelusuri akar masalah dengan analisis postural, structural, dan functional.
- FASCIA Hack (Balancing, Touching, Moving) — membebaskan kekusutan fascia, menata ulang keseimbangan tubuh, dan mengembalikan kelenturan alami gerak.
- QULBI Habits — membentuk kebiasaan sehat dari dalam: Thinking, Connecting, Eating, dan Moving agar tubuh tidak kembali sakit.
Dengan cara ini, tubuh tidak dibungkam, tapi dibimbing untuk berbicara dengan benar lagi.
Dan menariknya, semua dilakukan dengan biaya yang sangat terjangkau, jauh di bawah tindakan medis seperti RFA.
Daftar lengkapnya bisa dilihat di halaman biaya layanan QULBI.
—
Bukti Nyata: Testimoni Klien Nyeri Lutut di QULBI
“Azizah, PNS, mengalami keluhan Osteoarthritis Lutut Stadium 3 sudah 5 tahun.
Alhamdulillah hanya sekali terapi di QULBI, rasa nyeri hilang & lutut sudah bisa menekuk normal.
Sembuh.. Biidznillah.”
— Testimoni klien Griya Sehat QULBI
Klien ini sebelumnya sudah menjalani berbagai terapi medis, termasuk injeksi lutut, tapi hasilnya hanya sementara.
Setelah diterapi dengan FASCIA Hack, struktur lututnya kembali seimbang, adhesi fascianya terurai, dan gerakannya normal lagi.
Bukan hanya nyerinya yang hilang, tapi tubuhnya belajar kembali hidup tanpa rasa sakit.
—
Kesimpulan: Nyeri Harus Diundang Bicara, Bukan Dibungkam
Intervensi medis seperti RFA memang punya tempatnya, terutama untuk kondisi nyeri akut atau kasus khusus.
Tapi bagi sebagian besar nyeri muskuloskeletal — terutama yang bersumber dari fasia dan ketidakseimbangan struktur — jalan terbaik adalah memulihkan, bukan menonaktifkan.
Melalui QULBI Method, pasien tidak hanya bebas nyeri, tapi juga diajak memahami tubuhnya sendiri, memperbaiki keseimbangan, dan membangun kebiasaan sehat lewat QULBI Habits. Inilah Manajemen Terapi Nyeri ala QULBI.
Karena sejatinya, tubuh memiliki kemampuan penyembuhan luar biasa — asal diberi kesempatan untuk menata ulang dirinya dengan benar.
—
Referensi
- Cleveland Clinic. Radiofrequency Ablation (RFA): What It Is & Procedure.
- Mayo Clinic. Knee Pain – Diagnosis and Treatment.
- American Society of Regional Anesthesia and Pain Medicine. Interventional Pain Procedures Overview.
- QULBI Article: Patellofemoral Pain Syndrome – FASCIA Hack Solusinya.
- Syaifullah, E. (2025). QULBI Method: Solusi Nyeri Holistik. Griya Sehat QULBI. www.qulbi.com
