Bagaimana cara sabar ketika sakit menurut Islam? Pelajari hikmah sakit, janji Allah untuk orang yang sabar, dan tips move on dari musibah sesuai nasihat Imam Syafi’i.
—
Tak Satupun Musibah yang Abadi: Move On Saat Sakit
Pernah merasa sakit ini seperti hukuman? Badan lemah, aktivitas terganggu, hati pun gelisah. Lalu muncul pertanyaan bodoh: “Kenapa harus aku?” Nah, dalam kajian rutin kitab Riyadhus Shalihin di Sabtu pagi ini pada sesi tanya-jawab, Ustadz Nuzul dzikri hafizhahullah menjelaskan perlunya ‘Move On’ dan Bersabar dari segala musibah yang kita alami di dunia ini. Hal ini juga sesuai nasihat emas dari Imam Syafi’i rahimahullah yang menenangkan hati:
“Biarkanlah hari demi hari berbuat sesukanya… Tegarkan dan lapangkan jiwa tatkala takdir menjatuhkan ketentuan. Jangan terhenyak dengan musibah malam yang terjadi. Karena musibah di dunia ini tak satu pun yang bertahan abadi.” (Diwan Imam Asy-Syafi’i)
Pesan intinya jelas: Move on dan bersabar ketika dapat musibah seperti sakit. Karena setiap musibah pasti berakhir. Dunia ini hanya persinggahan, bukan tempat abadi.
Sekarang kita bahas bagaimana caranya move on dari sakit dengan sabar dan ridha, sesuai ajaran Islam dan nasihat Imam Syafi’i.
—
1. Fokus pada Ibadah Saat Sakit: Sabar dan Tetap Beramal
Sakit bukan alasan berhenti beribadah. Justru ini waktu emas untuk membuktikan keimanan. Apa yang harus dilakukan?
- Bersabar. Karena sabar ketika sakit adalah ibadah besar.
- Tetap jalankan ibadah wajib dan sunnah semampunya. Kalau nggak bisa berdiri, shalat sambil duduk.
- Ikhtiar kesembuhan. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Berobatlah kalian, karena sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit kecuali menurunkan pula obatnya.”
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi)
Berobat itu ibadah, bagian dari tawakal yang benar. Jadi jangan menyerah.
—
2. Janji Allah Ta’ala untuk Orang yang Sabar Ketika Sakit
Allah kasih garansi luar biasa:
“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”
(QS. Al-Baqarah:153)
Bayangin, sakit memang berat, tapi bersabar membuat kita ditemani Allah Ta’ala, bahkan ditolong-Nya. Bukankah itu nikmat yang tak ternilai?
—
3. Ridha dan Tawakal: Serahkan Semua pada Allah Ta’ala
Inilah inti tauhid rububiyah: meyakini seluruh perbuatan Allah Ta’ala termasuk musibah sakit yang kita alami. Kalau kita yakin ini takdir-Nya, seharusnya hati ridha dan pasrah. Sesuai firman-Nya :
Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal” (At-taubah: 51)
Bukan berarti berhenti usaha. Ikhtiar tetap jalan dengan tawakal, sandaran hati hanya pada Allah Ta’ala.
Ikhtiar & Tawakal Lalu Biarkan Allah Ta’ala yang Bekerja !
—
4. Istighfar adalah Ikhtiar Kesembuhan
Tahukah kamu, sakit itu bukan cuma ujian, tapi juga peringatan penuh kasih sayang dari Allah. Kenapa? Karena sering kali musibah datang akibat dosa kita. Allah sudah kasih isyarat dalam Al-Qur’an:
“Dan musibah apa pun yang menimpa kamu, maka itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (kesalahan).”
(QS. Asy-Syura: 30)
Artinya, sakit bisa jadi sinyal untuk introspeksi. Ini bukan hukuman murni, tapi cara Allah Ta’ala menyadarkan kita agar kembali kepada-Nya.
Lalu apa yang harus dilakukan? Perbanyak istighfar dan taubat. Kenapa? Karena istighfar bukan hanya menghapus dosa, tapi juga membuka pintu rezeki dan kesehatan. Allah berfirman:
“…dan Dia akan memberikan kepadamu hujan yang lebat, memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.”
(QS. Nuh: 12)
Para ulama menjelaskan, ayat ini menunjukkan istighfar mendatangkan keberkahan, termasuk kesehatan yang lebih baik. Jadi kalau sakit, selain minum obat, jangan lupa “obat hati” ini: istighfar dan taubat.
5. Yakin: Semua Ketentuan Allah Ta’ala Itu Terbaik
Kadang kita nggak ngerti kenapa harus sakit. Tapi ingat:
Al-khoir khiratullah – kebaikan itu pilihan Allah.
Sakit itu seperti obat pahit: rasanya nggak enak, tapi menyembuhkan. Sama halnya, musibah sakit kelihatannya buruk, tapi hikmahnya besar. Kita benci pada musibah sakit ini, padahal itu baik, sesuai firman-Nya:
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui (Al Baqarah: 216)
—
6. Ingat! Musibah Sakit Itu Punya Hikmah Besar
Apa hikmahnya? Banyak banget:
- Penggugur dosa. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidaklah seorang muslim ditimpa suatu musibah melainkan Allah menghapuskan kesalahan-kesalahannya karena musibah itu.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
- Tanda Allah cinta. Nabi ﷺ bersabda:
“Barang siapa yang Allah menghendaki kebaikan padanya, maka Allah timpakan musibah padanya.” (HR. Bukhari)
- Ujian kejujuran iman kita. Allah Ta’ala berfirman:
“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan: ‘Kami telah beriman’, dan mereka tidak diuji?…”
(QS. Al-‘Ankabut: 2-3)
—
7. Sunnatullah: Dunia Memang Tempat Ujian
Allah tegaskan dalam Al-Qur’an:
“(Allah) yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang paling baik amalnya.”
(QS. Al-Mulk:2)
Jadi jangan heran kalau sakit datang, karena dunia ini memang Darul Ibtila’ (negeri ujian).
—
Kisah Menginspirasi: Wanita Hitam yang Memilih Sabar
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, ada seorang wanita budak hitam terkena penyakit ayan. Dia datang kepada Nabi ﷺ dan berkata:
“Aku terkena penyakit ayan, auratku terbuka. Doakan aku.”
Nabi ﷺ bersabda:
“Jika kamu mau, bersabarlah dan bagimu surga. Jika kamu mau, aku doakan agar sembuh.”
Dia menjawab:
“Aku pilih sabar, tapi doakan agar auratku tidak terbuka.”
(HR. Bukhari & Muslim)
Lihat, dia lebih memilih sabar demi surga. Luar biasa, bukan?
—
Move On Adalah Bagian dari QULBI Habits
Sikap move on ketika sakit bukan berarti cuek, tapi bentuk Thinking dan Connecting dari QULBI Habits:
- Thinking: Sadar bahwa sakit adalah ujian penuh hikmah, bukan kebetulan.
- Connecting: Mengaitkan semua ini dengan iman, dengan janji Allah, dan kesempatan meraih surga.
Kalau dua hal ini sudah hidup di hati, sabar bukan lagi beban, tapi jalan mendekat pada Allah Ta’ala.
—
Kesimpulan: Move On dengan Sabar Ketika Sakit
Sakit bukan akhir cerita. Ia hanya satu episode dari kehidupan. Move on-lah dengan hati sabar, ikhtiar berobat, dan tawakal penuh pada Allah Ta’ala. Mintalah isti’anah (pertolongan) agar kita mampu menjalani sabar ini, karena sabar adalah juga ibadah yang butuh pertolongan dari Allah Ta’ala.
Ingat pesan Imam Syafi’i:
“Karena musibah di dunia ini tak satu pun yang bertahan abadi.”
Hari ini mungkin sakit, tapi sakit tak pernah abadi. Besok bisa jadi Allah Ta’ala beri kesehatan lebih baik. Percaya deh, badai ini pasti berlalu. Dan Jikalau Allah Ta’ala tidak juga berikan kesembuhan, maka yakinlah hal ini adalah yang terbaik sampai kita melihat Allah Ta’ala di Surga-Nya kelak, Aamiin.
Move On untuk Semua Musibah
Move on saat sakit itu penting, tapi bukan cuma untuk sakit. Prinsip ini juga berlaku untuk setiap musibah: kehilangan harta, kegagalan, bahkan ditinggal orang yang kita cintai. Kalau kita nggak move on, hati stres, iman drop, dan kesehatan makin parah. Jadi, yuk move on dengan cara Allah: sabar, ikhtiar, tawakal, istighfar, dan berharap pahala. Karena semua musibah tidak ada yang abadi, tapi pahala sabar itu abadi di sisi Allah Ta’ala.
—
Referensi :
- Kajian Riyadhus Shalihin Ustadz Nuzul Dzikri 1853; https://www.youtube.com/watch?v=FDWh4Mo810c&t=735s
- Al-Qur’an: QS. Al-Baqarah:153; QS. At-Taubah:51; Al Baqarah: 216; QS. Al-‘Ankabut:2-3; QS. Al-Mulk:2
- Hadits: HR. Bukhari & Muslim (penghapus dosa, tanda cinta Allah, kisah wanita hitam); HR. Abu Dawud & Tirmidzi (anjuran berobat)
- Perkataan Ulama: Diwan Imam Syafi’i
- Syaifullah, E. QULBI Method: Solusi Nyeri Holistik 2025, Website Griya Sehat QULBI – www.qulbi.com