You are currently viewing PAZ Al Kasaw: The New Biomechanics, Not Old! Solusi Imbalances Struktural

PAZ Al Kasaw: The New Biomechanics, Not Old! Solusi Imbalances Struktural

0Shares

Kalau kita bicara soal nyeri—baik itu nyeri punggung, pinggang, lutut, leher, bahkan nyeri yang “misterius”—rata-rata orang akan langsung mencari solusinya lewat urut, minum obat, atau paling banter ke terapi gerak. Tapi pertanyaannya: kenapa nyerinya sering kambuh? Kenapa banyak yang sudah ke dokter, ke fisioterapis, bahkan latihan bertahun-tahun tapi posturnya tetap nggak simetris?

Jangan-jangan… ilmunya yang belum cukup lengkap?

Biomekanika dan Kinesiologi: Ilmu Penting yang Belum Tuntas

Selama ini dua ilmu besar jadi fondasi para praktisi terapi gerak: Biomekanika dan Kinesiologi. Keduanya penting banget.

  • Biomekanika mempelajari gaya dan beban dalam tubuh: bagaimana tulang, sendi, dan otot bekerja seperti mesin.
  • Kinesiologi fokus ke ilmu gerak manusia: bagaimana otot kontraksi, bagaimana koordinasi gerak terjadi.

Keduanya bisa ditemukan di buku legendaris seperti “Kinesiology of the Musculoskeletal System” karya Neumann (2016). Tapi seiring perkembangan zaman, mulai terlihat satu hal: ilmu ini nggak cukup untuk menyelesaikan kasus nyeri kronis dan structural imbalances secara tuntas.

Kenapa? Karena keduanya masih berpikir tubuh seperti rangkaian tuas dan engsel. Padahal tubuh manusia itu bukan mesin. Tubuh punya jaringan yang menyambung, menyatu, dan saling tarik-menarik dari ujung kepala sampai ujung kaki: FASCIA.

Apa Itu Fascia?

Fascia adalah jaringan ikat yang membungkus dan menghubungkan semua struktur dalam tubuh, mulai dari otot, tulang, saraf, hingga organ dalam. Baru-baru ini, para ilmuwan menemukan bahwa fascia juga merupakan bagian dari interstitium, yang oleh Theise et al. (2018) dalam Scientific Reports disebut sebagai “organ baru” karena perannya yang lebih dari sekadar jaringan pendukung. Fascia tidak hanya memberikan struktur, tetapi juga menjadi sistem komunikasi tubuh yang menghubungkan berbagai fungsi biologis. Jika fascia dalam kondisi tidak sehat—tegang, kaku, atau penuh adhesi akibat structural imbalances, inflamasi dan sebagainya maka kesehatan kita tidak akan optimal

Kenapa Structural Imbalances Sulit Pulih Total?

Coba pikirin ini: banyak orang punya panggul miring, bahu nggak sejajar, kaki panjang sebelah. Itu semua bukan sekadar “otot lemah” atau “tulang geser”. Seringkali, akar masalahnya ada di jaringan fascia yang kaku, lengket, dan ketarik satu arah. Ini bikin tubuh jadi gak seimbang dari dalam.

Dan inilah yang gak disentuh oleh biomekanika dan kinesiologi konvensional. Mereka nggak “melihat” fascia sebagai jaringan dinamis yang berperan penting dalam postur dan nyeri.

Old Biomechanics vs New Biomechanics: Apa Bedanya?

Biomekanika lama—atau sebut saja Old Biomechanics—melihat tubuh sebagai sistem tuas dan sendi yang digerakkan otot. Semua masalah dianggap karena kekuatan otot atau struktur tulang yang keliru. Pendekatannya mekanistik, seperti memperbaiki mesin.

Sementara New Biomechanics, atau dikenal juga sebagai Biotensegrity, melihat tubuh sebagai satu kesatuan jaringan lunak dan keras yang saling tarik-menarik. Seperti tenda dome yang stabil karena seluruh kabel dan batangnya saling menjaga ketegangan. Jadi, bukan cuma tulang dan otot yang penting, tapi juga jaringan penghubung seperti fascia.

Konsep Biotensegrity pertama kali dikembangkan pada tahun 1970 oleh Dr. Stephen M. Levin, seorang ahli bedah ortopedi. Levin mengadaptasi konsep Tensegrity (Arsitek Buckminster Fuller) untuk memahami bagaimana tubuh manusia mempertahankan keseimbangan biomekaniknya

Baca Juga :  Touching Fascia: Menyalakan Kembali ‘Percikan Hidup’ di Dalam Tubuh agar Bebas Nyeri

New Biomechanics atau Biotensegrity memahami bahwa ketidakseimbangan struktur bisa berasal dari ketegangan di tempat yang jauh dari lokasi nyeri. Maka, pendekatannya lebih menyeluruh dan tidak fokus pada lokasi gejala saja.

Paradigma Baru Biotensegrity: Bukti dari Penelitian Subbotin dan Dr. Hussey

Salah satu bukti kuat bahwa pendekatan Biotensegrity adalah wajah baru dari biomekanika muncul dari dunia kardiologi. Dalam buku “Understanding the Heart” karya Dr. Stephen Hussey, ada sorotan terhadap penelitian Dr. Vladimir Subbotin.

Subbotin mengusulkan paradigma baru bahwa penyakit jantung dan pembuluh darah (CVD) tidak berkembang dari dalam ke luar (inside-out), seperti yang lama dipercaya. Tapi justru berkembang dari luar ke dalam (outside-in) akibat ketegangan kronis pada lapisan luar pembuluh darah (Vasa Vasorum). Artinya proses atherosklerosis justru dimulai dari dinding luar arteri, bukan dari dalam karena peningkatan jumlah dan kebocoran vasa vasorum (pembuluh kecil di luar arteri) akibat tekanan mekanik kronis dari jaringan sekitarnya (misalnya karena ketidakseimbangan struktur tubuh), Silahkan cek di sini: Outside-In

Paradigma ini sejalan banget dengan prinsip Biotensegrity: bahwa sistem jaringan di tubuh itu saling terhubung dan tarik-menarik. Ketegangan kronis di satu bagian bisa menyebabkan perubahan struktural di bagian lain—bahkan sampai ke organ vital seperti jantung.

Ini membuktikan bahwa postur, nyeri, dan bahkan penyakit organik bisa terkait dengan ketidakseimbangan struktural yang selama ini tidak terlihat oleh biomekanika konvensional.

PAZ Al Kasaw: The New Biomechanics Hadir Sebagai Solusi Imbalances Struktural

Guru kami Haris Moedjahid Rahimahullah, Founder PAZ Al Kasaw menjelaskan dalam bukunya ‘Haris Moedjahid Sang Medical Hacker’ (Disusun oleh Anjrah Ari Susanto, S.Psi, Co-Founder PAZ Al Kasaw) bahwa PAZ membagi tubuh manusia dalam dua bagian yaitu Tulang dan Daging. Daging adalah selain tulang. PAZ meyakini, cukup kita perbaiki penyimpangan pada tulang maka problem yang terjadi pada ‘daging’ akan sembuh, Biidznillah.  

Dijelaskan juga bahwa PAZ hanya mengenal empat jenis penyakit yaitu penyakit yang akar masalahnya Kekencengan, penyakit kekendoran, penyakit pelintiran dan kombinasi dari tiga variabel di atas. Hal ini disingkat menjadi KKMK yaitu Kenceng, Kendor, Melintir & Kombinasi. Jadi apapun nama penyakit yang dikenal (Saraf kejepit, Osteoarthritis, CVD, Diabetes, Cancer, dll) PAZ hanya mencari tahu apakah ini faktor kekendoran, kekencengan, pelintiran atau kombinasi melalui teknis pemeriksaan diagnosa postur dan jalur penyakit ala PAZ.

Konsep PAZ di atas tentunya sejalan dengan prinsip Biotensegrity yang memahami bahwa tubuh kita bekerja lebih seperti sistem jaring yang saling terhubung, di mana setiap bagian memengaruhi bagian lain melalui keseimbangan antara tegangan dan tekanan.

Bayangin tubuh kita seperti tenda modern. Tenda ini punya dua elemen utama: tiang (compression/ tekan) yang menopang, dan tali (tension/tegangan) yang menjaga kestabilan. Dalam tubuh manusia, tiang adalah struktur rangka (tulang), dan tali adalah fascia (versi PAZ adalah daging), yaitu jaringan elastis yang menyelimuti seluruh tubuh, dari otot, tulang, hingga organ-organ. Jika salah satu tiang tenda kita miringkan maka tali akan merespon dengan tarikan berlebihan di satu sisi dan kekendoran di sisi lain, sama seperti tubuh manusia ketika posisi tulang bergeser akibat postur buruk, trauma, atau kebiasaan gerak yang salah, ketidakseimbangan ini memicu respons tegangan berlebihan dari fascia di sekitarnya.

Baca Juga :  Rahasia Jari Tangan dan Kaki: Kenapa Banyak Keluhan Nyeri Bisa Selesai Hanya dengan Release Fascia di Ujungnya

Ketika ada ketidakseimbangan dalam struktur tulang rangka (tiang atau elemen tekan), maka fascia (tali atau elemen tarik/tegang) akan menyesuaikan diri dengan menarik, mengencang, mengendor atau bahkan “mengunci” area tertentu untuk menjaga stabilitas. Inilah KKMK versi PAZ yang menjadi ‘root cause’ semua penyakit seperti pada contoh penyebab Cardiovascular Disease (CVD) akibat ‘Outside-In’ yang dijelaskan dalam penelitian Dr Subbotin di atas.

Solusi PAZ sangatlah sederhana (Tanpa Operasi, Tanpa Alat, Tanpa Obat & Tanpa Jimat) hanya dengan ‘Balancing’ Struktur rangka tubuh (tulang), maka Fascia (daging) akan menyesuaikan kembali pada tarikan/tegangan yang seimbang di semua sisi tubuh (biotensegrity), tidak terlalu kencang, kendor sekaligus pelintiran terurai. Sesuai kaidah PAZ Al Kasaw: ‘Tulang yang dibungkus Daging’ Benahi tulang maka problem Daging akan terurai. Biidznillah

Balancing FASCIA Hack: Aplikasi PAZ Al Kasaw 

FASCIA Hack, sebuah pendekatan yang menggabungkan tiga elemen utama:

1. Balancing – mengembalikan posisi dan keseimbangan tubuh lewat teknik puntir balik atau terapi PAZ Al Kasaw

2. Touching – melepaskan ketegangan dan adhesi fascia lewat terapi manual (pijat myofascial release, tens, cupping, akupresur, dry needling, dll).

3. Moving – mengintegrasikan gerakan agar tubuh tetap seimbang setelah terapi dan keseharian. Tentunya setiap gerakan harus memenuhi kaidah Balancing.

FASCIA Hack dengan dukungan teknik balancing dari PAZ Al Kasaw adalah cara baru untuk melihat dan menyelesaikan akar masalah dari nyeri yang selama ini dicari-cari. Ia lahir sebagai solusi atas keterbatasan ilmu biomekanika lama—dengan menyatukan pemahaman baru soal fascia.

Penutup: Saatnya Beralih ke FASCIA Hack dan New Biomechanics

Jadi, kalau selama ini kamu masih mengandalkan stretching, latihan core, atau terapi otot biasa untuk menyelesaikan nyeri dan postur yang gak simetris, tanpa Balancing, mungkin sudah saatnya naik level. Karena tubuh itu bukan robot, tapi sistem tensegral yang hidup.

FASCIA Hack dan prinsip Biotensegrity-nya PAZ Al Kasaw adalah gerbang menuju pemulihan sejati. Bukan sekadar hilangkan gejala, tapi menata ulang struktur tubuh dari akar. Inilah jalan baru untuk menyelesaikan nyeri dan imbalances yang selama ini gak kunjung selesai. Biidznillah

Teriring doa, semoga dengan keilmuan ini pahala jariyah terus mengalir kepada Guru kami Haris Moedjahid Rahimahullah, Aamiin.

Referensi :

  • Susanto, A.A. (2021) Haris Moedjahid, Sang Medical Hacker.
  • Neumann, D. A. (2016). Kinesiology of the Musculoskeletal System. Elsevier.
  • Hussey, S. (2022). Understanding the Heart. Chelsea Green Publishing.
  • Subbotin, V. M. (2012). The cause of atherosclerosis: “Outside-in” hypothesis. Medical Hypotheses.
  • Theise, N. D., Benias, P. C., & Carr-Locke, D. L. (2018). Scientific Reports, 8, 4947
  • Syaifullah, E. (2025). QULBI Method: FASCIA Hack sebagai Solusi Nyeri Holistik. Griya Sehat QULBI.
    www.qulbi.com
0Shares

Griya Sehat QULBI

Spesialis Terapi Nyeri Bekasi

Tinggalkan Balasan