Apa Itu HNP?
Pernah ngerasa pinggang nyut-nyutan, bokong kayak ketarik, bahkan kaki kayak kesemutan atau lemes?
Nah, hati-hati ya, bisa jadi itu bukan sekadar encok biasa. Bisa jadi itu gejala HNP – Herniated Nucleus Pulposus.
Bayangin bantalan sendi di antara tulang belakang kamu itu kayak donat isi. Kalau “isi”-nya bocor ke luar—alias nucleus pulposus-nya menonjol keluar—dan neken saraf, jadilah HNP.
Dan kebanyakan yang kena?
Lumbar bawah: L4-L5 atau L5-S1. Ini titik favorit si HNP buat “nongol” karena beban paling besar di sana.
Gejala HNP: Nggak Cuma Sakit Pinggang!
HNP itu licik. Gejalanya bisa samar-samar, tapi dampaknya bisa panjang:
- Nyeri di punggung bawah yang menjalar ke bokong dan paha
- Kaki kesemutan, baal, atau bahkan lemes
- Susah duduk lama, berdiri lama, apalagi angkat barang
- Gerak jadi terbatas, kayak ada yang “ngeganjel”
- Kadang malah muncul di satu sisi aja—kiri doang atau kanan doang
- Dan yang bikin ngeri: Kalau tonjolan disk ini makin besar dan makin neken saraf sciatic, bisa ganggu kontrol ke kaki bahkan ke organ dalam (jarang, tapi mungkin).
Gaya Hidup yang Bikin HNP Betah di Tubuh
HNP jarang datang tiba-tiba. Biasanya dia muncul karena kebiasaan kita sendiri:
- Duduk kelamaan dan postur duduk yang ngelengkung terus
- Angkat beban tanpa teknik yang benar
- Gerakan tiba-tiba saat badan belum siap (misalnya bangun dari posisi bungkuk)
- Kurang gerak alias sedentary lifestyle
- Kurangnya fleksibilitas dan adhesi fascia di sekitar lumbar & pelvis
- Fascia yang lengket bikin distribusi beban jadi nggak merata. Akibatnya? Diskus jadi overwork, kayak ban mobil yang terus-terusan disuruh nahan beban di satu sisi doang.
Nah, ini menarik:
HNP paling sering muncul pada orang dengan posisi panggul miring ke belakang alias Posterior Pelvic Tilt (PPT) —di mana tulang belakang melengkung ke belakang (Hypolordosis)
Kenapa HNP Lebih Sering Terjadi pada PPT?
1. Tekanan Berlebih di Bagian Belakang Cakram (Posterior Disk):
Saat panggul miring ke belakang (PPT), lengkungan punggung bawah (lordosis lumbar) jadi rata atau bahkan cenderung kyphosis (melengkung ke arah sebaliknya). Posisi ini bikin beban tubuh lebih menekan bagian belakang cakram intervertebralis.
Kalau tekanan ini terus-terusan terjadi, bagian belakang cakram bisa retak, dan nukleus pulposus “terdorong” keluar. Ini adalah mekanisme umum terjadinya HNP.
2. Distribusi Beban Tidak Seimbang:
Pada PPT, tulang belakang kehilangan lengkungan alaminya, jadi cakram harus bekerja lebih keras untuk menyerap beban. Ini mirip kayak trampolin yang ditekan terus-terusan—akhirnya, bagian yang lemah akan rusak.
3. Postur yang Salah pada PPT:
PPT sering terjadi karena kebiasaan duduk terlalu lama dengan postur membungkuk. Duduk membungkuk ini bikin tekanan pada cakram lumbar, terutama di segmen L4-L5 dan L5-S1 (tempat HNP paling sering terjadi), meningkat hingga 2-3 kali lipat dibanding posisi berdiri.
Ini kebalikan dari Spondylolisthesis, yang lebih sering muncul pada postur APT (Anterior Pelvic Tilt)—di mana tulang belakang melengkung ke depan.
Makanya, sebelum terapi stretching atau penguatan, penting banget ngecek:
“Panggul kamu lagi miring ke depan atau ke belakang sih?”
Karena solusi buat HNP dan Spondylolisthesis bisa sangat bertolak belakang!
Cek Mandiri di Rumah: HNP Atau Bukan?
Nggak harus nunggu MRI dulu buat curiga HNP. Coba deh:
1. Straight Leg Raise (SLR)
Berbaring, angkat satu kaki lurus ke atas. Kalau kaki terasa kesemutan atau nyeri di bokong atau betis saat 30-70 derajat, bisa jadi itu tanda HNP.
2. Slump Test
Duduk, tekuk badan ke depan, lurusin kaki perlahan. Kalau muncul nyeri menjalar, itu bisa indikasi saraf kejepit.
3. Foot Drop?
Coba jalan jinjit dan tumit. Kalau salah satu kaki susah jinjit atau susah angkat jari, hati-hati, ini bisa pertanda HNP yang udah ngeganggu kontrol otot.
Agar tes HNP atau ‘imbalances rangka tubuh’ lebih akurat silahkan ikuti QULBI Check Up di Griya Sehat QULBI. Silahkan cek di sini: QULBI Check Up
Terapi Holistik ala FASCIA Hack: Nggak Cuma Obat & Operasi
Di Griya Sehat QULBI, kami punya pendekatan unik:
FASCIA Hack = gabungan 3 elemen penting: Balancing, Touching, Moving.
Nggak langsung stretching, nggak asal pijat, tapi beresin dulu struktur tubuh dari akarnya.
1. Balancing: Koreksi Struktur
Kebanyakan kasus HNP datang barengan dengan postur yang miring: pelvic rotation, PPT, atau skoliosis ringan.
Nah, pakai teknik Puntir Balik, struktur panggul dan tulang belakang dikembalikan ke posisi seimbang.
Kayak ngebenerin rel kereta sebelum ngerem keretanya.
2. Touching: Lepaskan Adhesi Fascia
Fascia yang nempel bikin gerak nggak bebas dan tekanan ke diskus makin besar. Kita bantu rilis pakai:
- Myofascial release
- Akupresur / dry needling
- Cupping
- Scrapping & teknik neuro-fascia
Efeknya?
Gerakan jadi enteng, nyeri berkurang, dan beban ke diskus jadi lebih rata.
3. Moving: Aktifkan Otot Stabilizer
Setelah jaringan siap dan struktur udah balance, kami akan berikan gerakan terapi mandiri termasuk gerakan korektif berikut:
- McKenzie extension (prone press-up)
- Pelvic tilts
- Bird-dog
- Active hamstring stretch
Gerakan ini dibuat bertahap, sesuai level kondisi dan kapasitas tubuh.
Fokusnya bukan bikin otot kaku makin stretch, tapi bikin tubuh stabil dan fascia bergerak sehat.
Kenapa FASCIA Hack Bekerja?
Karena dia bekerja bukan dari luar, tapi dari dalam.
Fascia kita itu hidup. Dia punya sifat piezoelectric, alias ngirim sinyal listrik mikro waktu diregangin atau ditekan.
Kalau kita jarang gerak atau banyak duduk? Fascia kayak kabel mati—lengket, mampet, dan ganggu sinyal antar sel.
Nah, dengan FASCIA Hack, kita bantu “restart” kabel-kabel tubuh ini biar kerja lagi dengan benar.
—
Kesimpulan
HNP bukan vonis akhir.
Banyak pasien yang datang ke Griya Sehat QULBI dengan keluhan saraf kejepit—dan alhamdulillah, keluhan mereka jauh berkurang hanya dalam beberapa sesi FASCIA Hack.
Kenapa bisa? Karena kita:
- Koreksi struktur (Balancing)
- Rilis fascia (Touching)
- Ajarkan gerakan korektif (Moving)
Bukan sulap, tapi kerja cerdas dari tubuh yang diberi kesempatan untuk sembuh—biidznillah.
Referensi:
- Oschman, J. L. (2000). Energy Medicine: The Scientific Basis. Churchill Livingstone.
- Brukner, P. & Khan, K. (2017). Clinical Sports Medicine.
- McKenzie, R. (2008). Treat Your Own Back.
- McGill, S. (2015). Back Mechanic.
- Sahrmann, S. (2002). Diagnosis and Treatment of Movement Impairment Syndromes.
- Syaifullah, E. (2025). QULBI Method: FASCIA Hack sebagai Solusi Nyeri Holistik. Griya Sehat QULBI.
www.qulbi.com