Chiropractic apakah aman ? – Pernah dengar kisah nyata seorang pria Amerika bernama Jonathan Buckelew? Ia datang ke chiropractor hanya untuk meredakan sakit kepala dan leher. Tapi beberapa menit setelah lehernya di-“adjust” dengan teknik putaran cepat (high velocity thrust), pembuluh darah di lehernya robek (vertebral artery dissection). Hasilnya? Stroke batang otak yang membuatnya masuk kondisi locked-in syndrome: sadar penuh, tapi hampir seluruh tubuh lumpuh.
Kasus Jonathan ini jadi pelajaran penting. Bukan untuk menakut-nakuti, tapi untuk membuka mata bahwa tidak semua terapi manual pada tubuh itu aman. Chiropractor memang punya niat baik, tapi teknik manipulasi pasif berkecepatan tinggi pada leher bisa membawa risiko yang fatal.
—
Chiropractic Apakah Aman ?
Secara teori, chiropractic disebut Passive Physical Therapy. Artinya pasien hanya diam, sementara terapis yang memberikan gaya dorongan atau tarikan. Masalahnya, tubuh tidak punya kesempatan untuk memberi “rem alami”. Akibatnya, gerakan bisa melewati batas fisiologis sendi.
Kalau struktur sekuat pembuluh darah leher saja bisa sobek, apalagi jaringan halus lain? Di sinilah kita perlu waspada. Kasus seperti Jonathan memang jarang, tapi tetap ada, dan dampaknya bisa seumur hidup.
—
FASCIA Hack: Active Physical Therapy yang Aman
Berbeda jauh, FASCIA Hack bukan Chiropractic. Di sini, teknik Balancing dengan Puntir Balik atau Terapi PAZ bekerja sebagai Active Physical Therapy. Terapis mengarahkan, pasien ikut melawan. Apa artinya?
- Tubuh pasien sendiri yang menentukan batas aman gerakan.
- Tidak ada gerakan yang dipaksa, karena saat tubuh merasa cukup, otomatis akan berhenti.
- Prinsipnya mirip “self-correcting system”: tubuh diajak kembali ke keseimbangan, bukan dipaksa.
Hasilnya bukan hanya lebih aman, tapi juga lebih alami. Fascia, sendi, dan saraf tidak diperlakukan sebagai mesin yang bisa “dipaksa lurus”, melainkan sebagai jaringan hidup yang punya kecerdasan bawaan untuk pulih.
—
Analogi Sederhana
Bayangkan mobil;
- Chiropractic itu seperti ada orang lain yang tiba-tiba memutar setir mobil dengan cepat. Kalau ada baut yang rapuh, bisa patah seketika.
- FASCIA Hack (Puntir Balik) itu seperti kita sendiri yang menggerakkan setir dengan kesadaran, tapi diarahkan. Karena kita ikut melawan, mustahil mobil belok melebihi batas aman.
Mana yang lebih sesuai dengan desain aslinya? Tentu yang kedua.
—
Ilmu di Baliknya
Riset tentang fascia (Schleip, Oschman, dkk.) menunjukkan bahwa jaringan ikat ini bukan sekadar “bungkus otot”, tapi organ sensorik yang kaya reseptor. Artinya, saat pasien ikut melawan gerakan (seperti di FASCIA Hack), fascia justru aktif berkomunikasi dengan sistem saraf pusat. Inilah yang membuat koreksi jadi lebih stabil, karena otak menerima sinyal baru untuk mengatur ulang postur dan pergerakan.
Sebaliknya, manipulasi pasif berkecepatan tinggi justru memotong jalur komunikasi alami itu.
—
Penutup
Kesehatan bukan ajang coba-coba teknik berisiko. Kita belajar dari Jonathan Buckelew: satu kali “adjustment” bisa mengubah hidup selamanya. Itulah mengapa di Griya Sehat QULBI, kami memilih jalan aman: FASCIA Hack bukan Chiropractic !
Karena tubuh punya caranya sendiri untuk sembuh, dan tugas terapis adalah mendampingi, bukan memaksa.
Referensi :
1. https://nypost.com/2025/06/19/lifestyle/patient-with-horrific-locked-in-syndrome-was-overlooked-by-doctors-after-life-threatening-stroke/ ; Link berita di New York Post tentang Jonathan Buckelew.
2. Jones J, et al. (2015). “Vertebral Artery Dissection After a Chiropractor Neck Manipulation.”
Laporan kasus tentang seseorang yang mengalami robekan arteri vertebralis (VAD) setelah manipulasi leher oleh chiropractor.
3. Mitra A. (2021). “Chiropractic associated vertebral artery dissection.”
Studi observasi yang meneliti kaitan antara manipulasi chiropractic dengan kasus VAD, bahkan pada pasien muda dan sehat.
4. Church EW, et al. (2016). “Systematic Review and Meta-analysis of Chiropractic Care and Cervical Artery Dissection.”
Meta-analisis yang menemukan adanya asosiasi kecil antara manipulasi leher chiropractic dan diseksi arteri servikal, meskipun kualitas bukti dianggap rendah.
5. Slater AM. (2024). “Fascia as a Regulatory System in Health and Disease.”
Menjelaskan bahwa fascia bukan sekadar “bungkus otot” tapi organ sensorik yang berperan penting dalam regulasi kesehatan tubuh.
6. Scoping Review (2025). “Therapeutic Mechanisms of Fascia Manipulation.”
Review yang memetakan mekanisme bagaimana manipulasi fascia membantu mengurangi nyeri, memperbaiki fungsi neuromuskular, dan mendukung penyembuhan jaringan.
7. Gordon S, et al. (2024). “Interdisciplinary Fascia Therapy: A Proof-of-Concept Pilot Study for Chronic Low Back Pain (CLBP).”
Studi pilot yang menguji terapi fascia + biofeedback, dengan hasil penurunan nyeri dan perbaikan fungsi pada pasien nyeri punggung bawah kronis.
8. Syaifullah, E. (2025). QULBI Method: FASCIA Hack sebagai Solusi Nyeri Holistik, Griya Sehat QULBI. www.qulbi.com – Website resmi Griya Sehat QULBI.