You are currently viewing Cerdas Memilih Suplemen ala QULBI: Panduan Mengenali yang Aktif, Asli, dan Halal

Cerdas Memilih Suplemen ala QULBI: Panduan Mengenali yang Aktif, Asli, dan Halal

0Shares

“Jangan sampai kamu niatnya ingin sehat, tapi malah nambah racun. Suplemen yang kamu pilih bisa jadi obat… atau malah jadi beban.”

Kenapa Artikel Ini Penting?

Di era sekarang, banyak orang beli suplemen seperti beli camilan: asal viral, banyak review, atau diskon besar. Tapi suplemen bukan permen. Ini masuk ke tubuh, larut dalam darah, dan bisa pengaruhi gen, hormon, dan otakmu. Maka kami di QULBI ingin bantu masyarakat memilih dengan ilmu, kesadaran, dan akhlak.

3 Filter Penting ala QULBI

Ketika kakak dan tim di Griya Sehat QULBI memilih suplemen untuk pasien, kita pakai tiga filter utama ini:

  1. Sintetis atau Aktif?
  2. Asli atau Palsu (secara kandungan & kualitas)?
  3. Halal atau Syubhat?

Mari kita bahas satu per satu secara detil dan aplikatif.

1. SINTETIS vs AKTIF: Apakah Suplemenmu Bisa Dipakai Tubuh?

Banyak vitamin di pasaran adalah bentuk sintetis yang tidak langsung aktif di tubuh. Ibaratnya, kamu beli bahan bangunan, tapi ternyata masih mentah dan harus diolah dulu — padahal “tukang” di tubuhmu sedang sakit.

⚠️ Contoh Vitamin Sintetis yang Harus Dihindari:

  • Vitamin C: Ascorbic Acid (bentuk sintetis dari kulit vitamin C, tanpa bioflavonoid)
  • Vitamin B9: Folic Acid (tidak cocok untuk gen MTHFR)
  • Vitamin B6: Pyridoxine HCl (bisa menumpuk dan bikin toksik)
  • Vitamin B12: Cyanocobalamin (mengandung sianida, harus diubah dulu)
  • Vitamin E: dl-Alpha-Tocopherol (sintetis, aktivitas rendah)
  • Vitamin D: D2 (Ergocalciferol), bukan D3

✅ Pilihan Bentuk Aktif dan Aman ala QULBI:

  • Vitamin C: Sodium ascorbate, Ascorbyl palmitate, atau Camu Camu (whole food)
  • B9: Methylfolate (5-MTHF)
  • B6: P5P (Pyridoxal-5-Phosphate)
  • B12: Methylcobalamin, Adenosylcobalamin
  • Vitamin E: d-Alpha-Tocopherol, mixed tocopherols + tocotrienols
  • Vitamin D: D3 + K2 (MK-7)

Prinsip QULBI:

“Kalau tubuh sudah sakit, jangan bebani dia dengan suplemen yang masih harus diolah. Kasih yang langsung bisa dipakai.”

2. ASLI vs PALSU: Kandungan, Dosis, dan Kualitas Itu Kunci

Kadang bukan masalah bentuknya saja, tapi apakah kandungannya benar-benar ada? Jangan tertipu dengan label yang “wah”, tapi ternyata isinya zonk.

Ciri Suplemen Palsu atau Berkualitas Rendah:

  • Tidak ada sertifikasi lab (COA atau third-party testing)
  • Tidak jelas asal bahan bakunya (terutama herbal)
  • Kandungan berbeda dari label (dosis terlalu kecil atau kebanyakan filler)
  • Tidak menyebut bentuk vitamin (misalnya cuma tulis “B12” tanpa jenisnya)
  • Tidak ada dosis per serving yang jelas
Baca Juga :  Perutmu Bukan Tong Sampah: Kenali Microbiome, Kunci Sehat Bebas Nyeri yang Sering Kamu Abaikan

Tips Cek Suplemen Asli Berkualitas:

  • Lihat komposisi: harus tulis bentuk aktif (methylfolate, bukan folic acid)
  • Cari suplemen dengan dosis fisiologis, bukan asal tinggi
  • Utamakan suplemen dengan garansi mutu & hasil uji lab
  • Hindari suplemen dengan banyak pewarna, pemanis, atau bahan tambahan sintetis (terutama polyethylene glycol, titanium dioxide, artificial flavor)
  • Pilih dari penjual atau toko terpercaya.

Prinsip QULBI:

“Kualitas lebih penting dari kuantitas. Suplemen sedikit tapi bersih, lebih baik daripada banyak tapi penuh sampah.”

3. HALAL vs SYUBHAT: Apakah Suplemenmu Berkah?

Ini yang sering dilupakan. Banyak suplemen impor memakai:

  • Kapsul gelatin babi
  • Bahan fermentasi dari alkohol
  • Enzim dari hewan yang tidak disembelih syariat

Bahkan bentuk vitamin aktif seperti Methylcobalamin pun bisa berasal dari proses fermentasi mikroba — yang bisa halal atau syubhat tergantung media tanamnya.

Tips Memastikan Suplemen Halal:

  • Cari logo Halal MUI, IFANCA, atau Halal Australia
  • Pilih produk lokal terpercaya jika tidak yakin dengan impor
  • Tanya langsung ke distributor/brand tentang sumber gelatin dan fermentasi
  • Gunakan suplemen dengan vegan capsules dari selulosa (non-gelatin)

Prinsip QULBI:

“Kesehatan yang sejati datang dari keberkahan. Apa yang kamu masukkan ke tubuhmu adalah doa, bukan sekadar zat.”

✅ Tips Aplikatif QULBI: Cara Memilih Suplemen yang Aman & Efektif

  1. Baca label secara kritis. Jangan cuma lihat “B-Complex”, tapi cek bentuk dan dosis masing-masing B.
  2. Pilih bentuk aktif, bukan bentuk murah. Methylfolate > Folic acid, P5P > Pyridoxine.
  3. Utamakan kualitas dan kehalalan. Lebih baik beli 1 suplemen bagus daripada 5 yang asal murah.
  4. Jangan minum bareng mineral yang tabrakan. Zinc dan magnesium harus dipisah waktu konsumsinya.
  5. Konsultasikan ke tenaga terapi terlatih. Di QULBI, suplemen disesuaikan dengan fase healing, termasuk sebelum Fasting dan FASCIA Hack.
  6. Gunakan pendekatan minimalis tapi konsisten. Fokus pada 6 Basic Suplemen QULBI yang terbukti aman dan efektif (Vit D3+K2, Magnesium, Zinc+Copper, Probiotik, Omega-3, B-Kompleks aktif)

✨ Penutup: “Kesehatan itu Amanah, Jangan Disuplai Sembarangan”

Memilih suplemen bukan soal ikut tren, tapi soal tanggung jawab terhadap tubuh yang Allah Ta’ala titipkan. Kakak di QULBI percaya, jika kita memperhatikan:

  • Bentuk yang aktif, bukan sintetis
  • Kandungan yang asli
  • Sumber yang halal
Baca Juga :  Suplemen Dasar ala QULBI: 6 Pilar Nutrisi untuk Regenerasi dan Ketahanan Tubuh

…maka bukan cuma tubuh yang sehat, tapi jiwa pun akan ikut tenang. Karena suplemenmu bukan sekadar zat — tapi wasilah kesembuhan dengan berkah.

Referensi :

Tentang Bentuk Aktif vs Sintetis Vitamin

1. Methylfolate vs Folic Acid

  • Lucock, M. (2000). Folic acid: nutritional biochemistry, molecular biology, and role in disease processes. Molecular Genetics and Metabolism, 71(1-2), 121–138.
  • https://doi.org/10.1006/mgme.2000.3022 Mengulas peran folat aktif dan masalah mutasi MTHFR dalam penggunaan folic acid.

2. Vitamin B6: P5P vs Pyridoxine

  • Parra, M. et al. (2018). Vitamin B6 and its role in cell metabolism and physiology. Biochimica et Biophysica Acta (BBA), 1865(11), 2223-2231.
  • https://doi.org/10.1016/j.bbagen.2018.06.003

3. Cyanocobalamin vs Methylcobalamin

  • Paul, C. & Brady, D. M. (2017). Comparative effectiveness of methylcobalamin and cyanocobalamin in Vitamin B12 supplementation. Alternative Medicine Review, 12(4), 324–329. Menjelaskan efisiensi metabolik methylcobalamin dibandingkan cyanocobalamin.

4. Vitamin E alami vs sintetis

  • Burton, G. W. et al. (1998). Human plasma and tissue α-tocopherol concentrations in response to supplementation with synthetic and natural vitamin E. The American Journal of Clinical Nutrition, 67(4), 669–684.
  • https://doi.org/10.1093/ajcn/67.4.669

5. Vitamin D2 vs D3

  • Tripkovic, L. et al. (2012). Comparison of vitamin D2 and vitamin D3 supplementation in raising serum 25-hydroxyvitamin D status: a systematic review and meta-analysis. The American Journal of Clinical Nutrition, 95(6), 1357–1364.
  • https://doi.org/10.3945/ajcn.111.031070

Keamanan Ascorbic Acid dan Alternatifnya

6. Ascorbic Acid vs Whole Food Vitamin C

  • Carr, A. C., & Frei, B. (1999). Toward a new recommended dietary allowance for vitamin C based on antioxidant and health effects in humans. The American Journal of Clinical Nutrition, 69(6), 1086–1107.
  • https://doi.org/10.1093/ajcn/69.6.1086

Halal & Syubhat Awareness

7. Gelatin & halal suplemen awareness

  • Majelis Ulama Indonesia. (2020). Pedoman Penetapan Kehalalan Produk.
  • LPPOM MUI, www.halalmui.org

8. Global Halal Certification for Supplements

  • IFANCA. (2023). Halal Certification for Nutraceuticals and Functional Foods.
  • www.ifanca.org

Prinsip Functional Medicine & QULBI Habits

9. Institute for Functional Medicine (IFM)

  • www.ifm.org : Referensi prinsip “root-cause healing” dan penggunaan vitamin aktif.

10. Chris Kresser – Functional Nutrition Approach to Supplements

  • www.chriskresser.com Edukasi mengenai suplemen aktif vs sintetis dan cara membacanya di label.
0Shares

Griya Sehat QULBI

Spesialis Terapi Nyeri Bekasi

Tinggalkan Balasan