Pendahuluan
Pernah bayangin gak, kalau tubuh manusia itu kayak baju selam satu set, yang membungkus, menautkan, dan menyelaraskan semua bagian dari kepala sampai kaki? Nah, itulah fascia — jaringan ikat elastis yang sering terlupakan, tapi diam-diam jadi kunci utama dalam penyembuhan.
Dalam dunia terapi manual, perjalanan memahami fascia bukan dimulai dari Tom Myers, apalagi FASCIA Hack. Ada jejak panjang yang mengalir, dari para anatomis awal, ke pemikir-pemikir revolusioner, lalu ke pelopor terapi tubuh, sampai akhirnya hari ini, kita melihat sistem terapi fascia yang semakin utuh dan holistik. Yuk, kita telusuri jalurnya.
—
️Era Sebelum Ida Rolf: Ketika Fascia Masih “Bayangan”
1. Franz Glisson (1597–1677)
Tokoh awal yang menyebut dan menggambarkan fascia secara ilmiah, terutama dalam anatomi hati (Glisson’s capsule). Tapi saat itu fascia cuma dianggap selaput pasif yang melapisi organ, belum dianggap signifikan.
2. Andrew Taylor Still (1828–1917) – Bapak Osteopati
Masih satu abad sebelum Rolf, Still sudah menganggap fascia sebagai “jaringan hidup” yang membawa kehidupan dan menghubungkan semua sistem tubuh.
“Fascia is the dwelling place of life.”
Ia percaya bahwa menyembuhkan tubuh harus lewat pelepasan kekakuan di fascia — inilah cikal bakal manual therapy berbasis fascia.
3. Bess Mensendieck & Joseph Pilates
Mereka bukan terapis fascia, tapi fokus mereka pada awareness tubuh dan integrasi gerak diam-diam ikut menyentuh fascia. Gerakan yang mereka ajarkan mendorong hidrasi, elastisitas, dan ketepatan aktivasi fascia tanpa mereka sadari.
—
Era Ida Rolf (1896–1979): Ketika Fascia Menjadi Bintang Utama
Ida Rolf adalah pelopor terapi Structural Integration (SI) yang meyakini bahwa:
“Tubuh bisa diseimbangkan kembali jika fascianya diolah dan disusun ulang.”
Beliau melihat fascia sebagai jaringan aktif yang bisa berubah bentuk, dan menciptakan 10 sesi sistematis yang disebut “Rolfing” untuk mengembalikan postur tubuh ideal. Ini pertama kalinya terapi tubuh secara sadar menjadikan fascia sebagai fokus utama.
—
Era Tom Myers & Anatomy Trains: Memetakan Jalur-Jalur Fascia
Tom Myers, mantan murid Rolf, adalah yang memetakan 12 jalur fascia yang ia sebut “Anatomy Trains.” Ini bukan sekadar garis-garis otot, tapi jalur tensigrity yang menyatukan otot, tulang, tendon, dan fascia dalam satu jaringan dinamis.
Jalur-jalur ini menggambarkan bagaimana beban, ketegangan, dan gerakan mengalir di seluruh tubuh. Misalnya: kalau ada gangguan di telapak kaki, bisa menjalar ke pinggul atau kepala karena jalur Superficial Back Line (SBL).
Fokusnya:
- Melacak pola kompensasi tubuh
- Membantu gerakan jadi lebih efisien
- Terapinya: Touching (manual therapy) & Moving (movement-based rehab)
Tapi sayangnya, masih belum menyentuh “balancing” — tubuh belum dirapikan secara biomekanik total, terutama di panggul, tulang ekor, dan pola rotasi besar.
Teknik-Teknik Baru yang Lahir Setelah Anatomy Trains
Setelah Anatomy Trains meledak di dunia terapi gerak dan fascia, bermunculan teknik baru. Tapi semuanya masih bermain di ranah Touching dan Moving:
Myofascial Release (MFR):
– Terapis “melelehkan” fascia lewat tekanan lembut. Active Release Technique (ART):
– Kombinasi gerak aktif dan sentuhan untuk lepaskan adhesi fascia. Fascial Stretch Therapy (FST):
– Gerakan berpasangan untuk membuka ruang antar sendi dan fascia. ELDOA:
– Postur isometrik ekstrem untuk regangkan fascia & disk. Stecco Fascial Manipulation:
– Pemetaan titik spesifik untuk stimulasi fascia.
Keren? Banget. Tapi lagi-lagi, semuanya hanya mengandalkan manipulasi & gerakan. Tidak ada pendekatan spesifik untuk balancing atau mengembalikan keseimbangan struktur dasar, seperti rotasi pelvis, posisi coccyx, atau tilting tulang belakang yang jadi akar masalah postural. Mereka bisa “menyusuri” ketegangan, tapi belum tentu “memutar balik” penyebabnya.
Sampai akhirnya muncul:
PAZ Al Kasaw – Pionir Terapi Fascia Berbasis Balancing
PAZ Al Kasaw adalah terapi gerak fisik yang mulai diperkenalkan secara luas ke publik sejak tahun 2018 oleh guru kami tercinta, Haris Moedjahid Rahimahullah – seorang visioner yang juga merupakan pendiri dari PAZ Al Kasaw.
Terapi ini bukan sekadar teknik manipulasi atau gerakan biasa. PAZ Al Kasaw adalah pendekatan revolusioner dalam dunia terapi fascia yang berfokus pada pemulihan struktur dari akar biomekaniknya (Balancing).
Dengan mengutamakan balancing struktur rangka, terapi ini bertujuan mengembalikan keseimbangan ketegangan tubuh agar fascia bisa pulih secara alami — tanpa perlengketan, tanpa kompensasi sesuai pemahaman Teori Biotensegrity dari Dr Stephen Levin (1970).
Uniknya, PAZ Al Kasaw adalah teknik terapi fascia pertama dan satu-satunya di dunia yang mengusung pendekatan Balancing sebagai inti utamanya. Sebuah kepingan yang selama ini hilang dalam evolusi terapi fascia – dan kini hadir sebagai “missing piece” yang melengkapi berbagai metode terapi fascia lainnya.
—
FASCIA Hack: Benang Merah yang Menyatukan
FASCIA Hack lahir sebagai evolusi dari berbagai terapi fascia modern—bukan untuk menyempurnakan, tapi untuk mengaitkan. Seperti benang merah, ia menjalin satu demi satu potongan itu menjadi kesatuan yang utuh. Memulai dari pusat tubuh (pelvis), FASCIA Hack membantu tubuh menata ulang dirinya, menyentuh dengan penuh rasa, dan bergerak dalam ritme keseimbangan.
Ia menjadi jalan tengah—jalan yang menghubungkan.
Kalau terapi fascia lain biasanya hanya fokus pada satu sisi — entah Balancing, Touching, atau Moving saja — maka FASCIA Hack justru hadir sebagai simpul pengikat ketiganya:
1. Balancing – Reposisi struktur tubuh, dimulai dari pelvis sebagai pusat gravitasi (dengan teknik puntir balik atau PAZ Al Kasaw).
2. Touching – Terapi sentuhan untuk melepaskan adhesi fascia (seperti cupping, myofascial release, akupresur, dan sejenisnya).
3. Moving – Gerakan integratif yang dirancang tanpa melanggar prinsip keseimbangan, menjadi sarana tubuh ‘menyatakan ulang’ fungsinya.
Setiap pendekatan adalah potongan mozaik ilmu—berharga, berdiri dengan kearifan tersendiri.
Apa yang Membuat FASCIA Hack Berbeda?
FASCIA Hack membawa pendekatan baru yang:
- Berangkat dari pusat tubuh, bukan hanya pinggiran gejala.
- Menyeimbangkan sebelum melepaskan, bukan asal tekan.
- Terintegrasi dengan QULBI Habits, menjadikan terapi bukan sekadar tindakan, tapi bagian dari gaya hidup sehat yang bisa diteruskan setiap hari.
—
Penutup: Sebuah Sambungan, Sebuah Harapan
Ilmu fascia telah berkembang jauh, dari Glisson yang pertama menyentuhnya, ke Still yang menyadari kehidupannya, ke Rolf yang mengolahnya, Myers yang memetakannya… Guru kami Haris Moedjahid rahimahullah yang melengkapi & menyambungnya dengan tradisi Nusantara.
Kini, QULBI menghadirkan FASCIA Hack sebagai benang merah yang menjahit semua itu dalam satu helai kain pengabdian: Untuk menyembuhkan, menyelaraskan, dan menghidupkan kembali tubuh manusia—dengan izin Allah Ta’ala
“Fascia bukan sekadar jaringan, tapi bahasa tubuh — dan FASCIA Hack adalah cara kita memahami, merawat, dan menyembuhkannya secara utuh.”
—
Referensi :
- Myers, T. (2001). Anatomy Trains.
- Rolf, I. (1977). Rolfing: Reestablishing the Natural Alignment and Structural Integration of the Human Body.
- Still, A. T. (1899). Philosophy of Osteopathy.
- Schleip, R. et al. (2012). Fascia: The Tensional Network of the Human Body.
- Pilates, J. (1945). Return to Life through Contrology.
- Susanto, A.A. (2021) Haris Moedjahid, Sang Medical Hacker.
- Syaifullah, E. (2025). QULBI Method: FASCIA Hack sebagai Solusi Nyeri Holistik. Griya Sehat QULBI.
www.qulbi.com