Belajar dari Maslow, Disentuh oleh Tom Myers, Diterapkan oleh QULBI Method
Pernah dengar kalimat, “If your only tool is a hammer, everything looks like a nail”? Itu bukan cuma kalimat puitis, tapi sindiran halus dari Abraham Maslow. Intinya gini: kalau seseorang cuma punya satu alat, maka apa pun masalahnya akan dianggap cocok ditangani dengan alat itu. Lucunya, kalimat ini sering dikutip ulang oleh Tom Myers—pakar fascia—untuk menyindir dunia terapi yang terlalu sempit dalam memandang tubuh.
Di lapangan, kita sering lihat ini terjadi. Terapis yang baru belajar satu teknik, langsung merasa semua nyeri bisa disembuhkan dengan teknik itu saja. Misalnya, baru belajar pijat refleksi, eh semua pasien hanya disuruh refleksi. Belajar totok punggung, ya semua hanya ditotok. Gak peduli masalahnya, apa karena ketidakseimbangan struktur tubuh, atau bahkan kekurangan nutrisi dan gaya hidupnya yang unhealthy.
Bahayanya Kacamata Kuda: Ketika Ilmu Gak Mau Tumbuh
Kamu pernah lihat kuda yang dipasang blinder? Itu loh, penutup di samping mata supaya kudanya cuma lihat ke depan aja. Fokus, katanya. Tapi kalau manusia pakai “blinder” yang sama—terutama dalam dunia terapi dan kesehatan—wah, bisa runyam.
Banyak terapis (dan pasien) pakai kacamata kuda. Fokus cuma ke satu sudut pandang. Terapis yang baru belajar satu teknik merasa semua masalah harus diselesaikan dengan itu. Pasien yang obsesif dengan makanan, pikir semua penyakit cukup disembuhkan dengan makan sehat atau suplemen aja.
Ini ciri-ciri fixed mindset. Pikiran yang kaku, malas belajar, dan gampang nyinyir sama pendekatan lain. Padahal, ilmu kesehatan makin hari makin luas. Tinggal ikut course, buka YouTube, ikut webinar, atau baca jurnal—semua ada. Tapi sayangnya, banyak yang lebih suka komentar daripada belajar.
Padahal, tubuh manusia itu kayak jaring laba-laba. Tarik satu sisi, yang lain ikut goyang. Kalau kita cuma lihat satu titik dan ngotot di situ, kita kehilangan gambaran utuh. Kita butuh growth mindset. Butuh keterbukaan. Dan yang lebih penting: butuh rendah hati untuk mengakui bahwa kita nggak tahu semuanya.
Terapis Gak Harus Tahu Semua, Tapi Harus Tahu Batasannya
Nah, bukan berarti juga semua terapis harus menguasai semua ilmu. Enggak kok. Tapi setidaknya mereka tahu batas keilmuannya dan terbuka dengan pendekatan lain yang selaras, bukan yang bertentangan.
Contohnya di Griya Sehat QULBI, kita punya metode FASCIA Hack. Ini teknik yang berprinsip pada Balancing, bukan sekadar manipulasi. Maka kita sadar, konsep FASCIA Hack tidak cocok digabungkan dengan chiropractic yang mengandalkan manipulasi rotasi kanan-kiri tanpa mempertimbangkan keseimbangan struktural tubuh. Jadi kita fokus memperdalam FASCIA Hack dan justru melengkapi dengan pendekatan lain yang saling mendukung seperti pijat, bekam, akupresur, suplementasi, herbal, atau teknik exercise sesuai konsep balancing.
️Pasien pun Sering Pakai Kacamata Kuda
Lho, pasien juga banyak yang pakai blinder? Banyak banget.
Banyak pasien terlalu fokus pada input: makanan sehat, suplementasi, herbal, atau bahkan obat medis. Seolah-olah kalau makan real food, minum vitamin, atau hindari gula, otomatis sembuh. Padahal tubuh bukan cuma soal asupan.
Mereka lupa dua hal penting lainnya:
1. System (Sirkulasi) – bagaimana aliran darah, limfe, dan energi dalam tubuh berjalan? Ini yang disentuh di FASCIA Hack.
2. Output (Detoks) – gimana tubuh membuang racun lewat keringat, urine, feses, atau bahkan emosi?
Kalau cuma fokus input tapi sistem dan output-nya mampet, ya sama aja kayak masukin air bersih ke pipa yang buntu.
Alhamdulillah, QULBI Method Hadir Sebagai Solusi Holistik
Di Griya Sehat QULBI, kita nggak pakai kacamata kuda. Kita melihat tubuh sebagai sistem yang saling terhubung. Lewat QULBI Method, kita bantu pasien dengan pendekatan holistik:
- QULBI Check-Up untuk deteksi akar masalah
- FASCIA Hack untuk perbaikan struktur, sirkulasi, dan fungsi
- QULBI Habits untuk mengubah pola hidup jadi sehat secara menyeluruh/holistik: Input, System, dan Output
Kami percaya, kesembuhan itu bukan soal teknik tunggal atau asupan aja, tapi keseimbangan yang melibatkan fisik, mental, dan spiritual. Dan itu semua dimulai dari melepaskan kacamata kuda.
—
Referensi :
- Maslow, Abraham H. (1966). The Psychology of Science: A Reconnaissance. Harper & Row. Kalimat asli: “I suppose it is tempting, if the only tool you have is a hammer, to treat everything as if it were a nail.”
- Tom Myers, Anatomy Trains (3rd Edition, 2014). Menekankan pentingnya melihat tubuh sebagai jaringan terhubung (fascial connections), bukan sistem otot yang terpisah-pisah.
- James L. Oschman, Energy Medicine: The Scientific Basis (2000). Menjelaskan sifat piezoelectric fascia dan bagaimana gerakan tubuh memengaruhi komunikasi antarjaringan.
- QULBI Method Internal Notes (Griya Sehat QULBI, 2024–2025). Merujuk pada pengalaman lapangan dan pengembangan metode FASCIA Hack, QULBI Check-Up, dan QULBI Habits oleh Endy Syaifullah.