You are currently viewing Fitofarmaka: Ramuan Herbal Naik Kelas untuk Nutrisi Sehat ala QULBI Habits

Fitofarmaka: Ramuan Herbal Naik Kelas untuk Nutrisi Sehat ala QULBI Habits

0Shares

Pernah dengar istilah fitofarmaka? Mungkin buat sebagian orang, ini terdengar seperti nama obat mahal. Tapi tenang, sebenarnya ini bukan hal baru kok. Fitofarmaka adalah bentuk modern dari warisan leluhur kita: obat herbal yang udah naik kelas. Kenapa naik kelas? Karena fitofarmaka itu udah dibuktikan khasiat dan keamanannya lewat uji praklinik dan klinik, dan produk jadinya distandardisasi. Artinya? Kita gak lagi main tebak-tebakan soal dosis atau efeknya. Ini herbal yang udah ‘disekolahkan’, bukan sekadar warisan dapur nenek.

Herbal vs Fitofarmaka: Bedanya Apa, Kak?

Bayangkan herbal itu seperti anak muda yang penuh potensi. Nah, fitofarmaka adalah versi dewasa dan profesionalnya. Herbal masih bisa berbentuk simplisia (bahan mentah seperti daun kering, akar, kulit kayu), sedangkan fitofarmaka itu hasil ekstraksi, diproses secara higienis, diuji, dikemas rapi, dan punya izin edar BPOM.

Fitofarmaka punya level lebih tinggi dibanding Jamu dan Obat Herbal Terstandar (OHT). Kalau diibaratkan naik tangga, Jamu itu anak tangga pertama, OHT di tengah, dan Fitofarmaka di puncak.

Jenis dan Manfaat Fitofarmaka yang Diakui Kemenkes

Dalam Formularium Fitofarmaka 2022, pemerintah memasukkan berbagai produk berdasarkan sistem tubuh:

  • Sistem Kardiovaskular: Kombinasi ekstrak seledri dan kumis kucing untuk bantu turunkan tekanan darah.
  • Sistem Metabolik: Ekstrak daun bungur dan kayu manis untuk bantu kontrol gula darah pada diabetes tipe 2.
  • Sistem Imun: Ekstrak meniran untuk memperkuat daya tahan tubuh.
  • Sistem Pencernaan: Kayu manis untuk mengatasi masalah lambung.
  • Nutrisi: Kombinasi ekstrak ikan gabus, jeruk, dan kunyit untuk bantu naikkan kadar albumin.

Setiap produk ini gak asal diklaim ya, tapi udah melalui uji toksisitas, praklinik, dan uji klinik terstandar. Jadi bisa jadi opsi aman untuk terapi tambahan atau bahkan utama dalam kondisi tertentu. 

Silahkan bedah satu-satu  fitofarmaka unggulan yang sudah diuji secara ilmiah dan masuk ke Formularium Fitofarmaka 2022. (Silahkan Download dari Website Resmi Kemenkes RI di sini: Formularium).

Kaitannya dengan Eating Habits di QULBI

Nah, semua jenis fitofarmaka ini sebenarnya bukan cuma buat “ngobatin”, tapi bisa jadi bagian dari pola makan preventif dan kuratif, alias Eating di QULBI Habits. Kita nggak bisa sembarang masukin apa saja ke tubuh. Fitofarmaka adalah contoh makanan-obat (nutraceuticals) yang punya bukti ilmiah kuat, dan sejalan banget dengan misi QULBI untuk menghadirkan healing dari akar masalah.

Baca Juga :  Makan Sehat Saja Tidak Cukup: Panduan Lengkap Menyeimbangkan Nutrisi Panas-Dingin Ala Eating di QULBI Habits

Daripada nunggu sakit parah baru minum obat keras, kenapa nggak mulai dari sekarang dengan fitofarmaka yang aman dan sudah teruji? Kita hidup di negeri yang kaya herbal, yuk manfaatkan dengan ilmu dan niat baik.

Setiap produk ini gak asal diklaim ya, tapi udah melalui uji toksisitas, praklinik, dan uji klinik terstandar. Jadi bisa jadi opsi aman untuk terapi tambahan atau bahkan utama dalam kondisi tertentu.

Cara Rumahan Konsumsi Fitofarmaka: Gak Harus Beli di Apotek, Bisa Racik Sendiri di Dapur

Mungkin kakak bertanya, “Kalau bahan-bahannya ada di pasar atau kebun, kenapa gak kita olah sendiri aja di rumah?”
Nah, ini dia kabar baiknya: fitofarmaka memang lahir dari bahan herbal lokal yang sangat mungkin kita rebus atau seduh sendiri, asalkan tahu dosis dan cara olahnya dengan benar.

Berikut ini panduan praktis olah simplisia (herbal kering) dari bahan-bahan fitofarmaka unggulan yang sudah terbukti khasiatnya secara ilmiah. Jadi kakak bisa mulai Eating for Healing langsung dari dapur rumah!

1. Herba Seledri (Apii graveolentis herba)

Manfaat: Menurunkan tekanan darah, bersifat diuretik ringan.
Cara olah:

  • Seduh: 1-2 sendok teh herba seledri kering seduh dengan 200 ml air panas. Tunggu 10–15 menit.
  • Rebus: bisa juga direbus 5 gram (sekitar 1 genggam kecil) dengan 2 gelas air, dididihkan, lalu sisakan 1 gelas (15 menit).
  • Dosis aman rumahan: 1–2 kali sehari.

Catatan: Hindari untuk ibu hamil karena berpotensi embriotoksik.

2. Daun Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus folium)

Manfaat: Diuretik, bantu bersihkan ginjal, bantu tekanan darah.
Cara olah:

  • Rebus 5–10 gram daun kering (sekitar 1 genggam kecil) dalam 3 gelas air, rebus sampai tersisa 1,5 gelas.
  • Minum 2–3 kali sehari, ½ gelas tiap kali.
  • Alternatif: Bisa juga seduh 1 sendok makan daun kering dengan 200 ml air mendidih.

Catatan: Rasa cenderung pahit dan getir, bisa tambahkan madu.

3. Daun Bungur (Lagerstroemia speciosa)

Manfaat: Antidiabetik, bantu kontrol gula darah.
Cara olah:

  • Rebus 7–10 gram daun bungur kering (sekitar 1 genggam kecil) dalam 2 gelas air, rebus hingga tersisa 1 gelas.
  • Minum 1–2 kali sehari, setelah makan.

Catatan: Jangan gunakan jangka panjang tanpa pengawasan karena potensi interaksi dengan obat lain.

Baca Juga :  Makan Sehat, Pikiran Jernih — Koneksi Dahsyat antara Eating dan Thinking dalam QULBI Habits

4. Kulit Kayu Manis (Cinnamomum burmannii cortex)

Manfaat: Hipoglikemik, pelindung lambung, antioksidan kuat.
Cara olah:

  • Rebus 3–5 cm kayu manis atau 1 sendok makan serpihannya dengan 2 gelas air, rebus hingga tersisa 1 gelas selama 10–15 menit.
  • Minum 1–2 kali sehari.

Catatan penting: Gunakan jenis kayu manis Indonesia (C. burmannii), bukan cassia. Dosis tinggi dan jangka panjang bisa menyebabkan masalah hati.

5. Meniran (Phyllanthus niruri)

Manfaat: Meningkatkan sistem imun, antivirus.
Cara olah:

  • Rebus 5 gram meniran kering dalam 2 gelas air, sisakan 1 gelas.
  • Minum 2 kali sehari.

Catatan: Jangan digunakan untuk penderita autoimun. Rasanya pahit banget, bisa dicampur dengan madu atau jahe.

6. Ikan Gabus, Jeruk, dan Kunyit

Manfaat: Meningkatkan kadar albumin.
Pengolahan rumahan:

  • Ikan gabus: Bisa direbus jadi sup atau dioven, lalu air rebusannya diminum.
  • Kunyit kering: Seduh 1 ruas jari kering atau ½ sdt bubuk dengan air panas.
  • Jeruk: Ambil kulit jeruk kering (jangan bagian putih pahitnya), seduh atau rebus ringan.

Catatan: Untuk hasil maksimal, kombinasi ini lebih baik diolah menjadi serbuk atau kapsul agar stabil dosisnya. Tapi versi rumahan masih bisa bermanfaat sebagai pelengkap.

Catatan Umum:

  • Dosis rumahan ±5–10 gram per bahan kering atau 1–2 sendok makan.
  • Untuk simplisia (bahan kering), lebih baik direbus agar senyawa aktif larut maksimal, kecuali bahan sensitif panas (contoh: bunga, daun aromatik lembut) bisa diseduh.
  • Gunakan air bersih, rebus api kecil, dan jangan dicampur terlalu banyak bahan sekaligus untuk menjaga keakuratan reaksi.
  • Gunakan alat masak berbahan stainless steel (SS 304) — hindari plastik dan aluminium untuk mencegah kontaminasi logam berat dan BPA.

Jadi, Apa yang Bisa Dilakuin Mulai Sekarang?

Yuk, mulai belajar mengenali fitofarmaka. Bukan cuma tahu mereknya, tapi pahami juga fungsi dan indikasinya. Jangan lupa konsultasi dengan tenaga kesehatan, terutama kalau kamu juga sedang terapi FASCIA Hack atau perbaikan struktur tubuh lainnya.

Karena sehat itu bukan soal anti-obat, tapi soal memilih alat bantu yang tepat di waktu yang tepat.

Referensi :

  • Kementerian Kesehatan RI. (2022). Formularium Fitofarmaka. Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan. ISBN: 978-623-301-351-2.
    Diakses dari: www.kemkes.go.id
  • Syaifullah, E. (2025). QULBI Method: Solusi Nyeri Holistik. Griya Sehat QULBI.
    www.qulbi.com
0Shares

Griya Sehat QULBI

Spesialis Terapi Nyeri Bekasi

Tinggalkan Balasan