Pernah nemu benjolan di tubuh dan langsung panik? Apakah itu miom, kista, lipoma, atau bahkan… kanker? Tenang, kak. Jangan buru-buru takut apalagi langsung berpikir ke arah operasi atau kemoterapi. Karena di balik semua itu, bisa jadi ada cerita panjang dari tubuh yang sedang kasih sinyal minta tolong. Yuk kita bongkar pelan-pelan, dengan pendekatan holistik ala QULBI Method.
1. Benjolan Itu Bahasa Tubuh
Benjolan bukan sekadar daging tumbuh. Dia bisa muncul karena banyak hal:
- Miom: Tumor jinak di otot rahim.
- Kista: Kantung berisi cairan, bisa muncul di ovarium, payudara, dan lainnya.
- Lipoma: Lemak yang berkumpul di bawah kulit.
- Tumor & kanker: Pertumbuhan sel abnormal, bisa jinak atau ganas.
Kalau dari kacamata medis konvensional, semua ini harus dicek—bahkan seringkali dengan biopsi. Tapi… apa aman?
2. Pendekatan Medis Konvensional: Saat Benjolan Dianggap Musuh
Dalam dunia kedokteran konvensional, benjolan sering dianggap sebagai “ancaman potensial” yang harus segera dipastikan jenisnya dan diintervensi. Berikut ini tahapan yang biasa dilakukan:
a. Biopsi:
Ini langkah awal paling umum untuk mendiagnosis apakah benjolan bersifat jinak atau ganas. Caranya dengan mengambil sampel jaringan dari benjolan untuk diperiksa di laboratorium. Ada berbagai jenis biopsi, seperti:
- Fine needle aspiration: pakai jarum kecil
- Core needle biopsy: pakai jarum lebih besar
- Excisional biopsy: seluruh benjolan diangkat
- Incisional biopsy: hanya sebagian benjolan diangkat
Risikonya? Kalau tidak dilakukan dengan tepat, ada kemungkinan sel ganas bisa menyebar lewat pembuluh darah atau limfa. Karena itu, perlu pertimbangan matang sebelum menjalaninya.
b. Obat-obatan:
Kalau hasil biopsi menunjukkan bahwa benjolan jinak tapi mengganggu, biasanya dokter akan meresepkan:
- Obat hormonal (misalnya, GnRH agonist untuk miom)
- Pil KB untuk menstabilkan hormon
- Painkiller atau antiinflamasi kalau disertai nyeri
- Antibiotik kalau ada infeksi
Tapi perlu dicatat, obat hormonal sering punya efek samping seperti haid tidak teratur, jerawat, mood swing, bahkan gangguan kesuburan kalau dipakai jangka panjang.
c. Operasi:
Kalau benjolan besar, bertambah cepat, atau mengganggu fungsi organ, operasi jadi pilihan utama. Bentuknya bisa:
- Miomektomi: mengangkat miom
- Kistektomi: mengangkat kista
- Mastektomi: mengangkat jaringan payudara (kalau kanker)
- Histerektomi: pengangkatan rahim total (pada kasus miom parah)
Operasi memang cepat dan “bersih”, tapi bukan berarti tanpa risiko. Infeksi, pendarahan, gangguan hormonal pascaoperasi, hingga efek psikologis pasca-pengangkatan organ sering terjadi.
d. Radiasi dan Kemoterapi:
Khusus untuk benjolan ganas atau kanker, dokter biasanya merekomendasikan:
- Radioterapi untuk menghancurkan sel kanker dengan sinar radiasi
- Kemoterapi pakai obat-obatan yang membunuh sel cepat tumbuh, termasuk sel kanker
Dua metode ini bisa efektif, tapi juga menyerang sel sehat. Efek sampingnya antara lain mual, rambut rontok, kelelahan ekstrem, dan penurunan imunitas.
Lalu Pertanyaannya: Haruskah Semua Benjolan Diperangi Seagresif Itu?
Inilah kenapa QULBI Method hadir. Bukan menolak medis konvensional, tapi menawarkan jembatan. Kita nggak langsung menganggap benjolan musuh. Tapi kita juga nggak mengabaikan kalau ternyata ada yang serius. Kita pahami sinyal tubuh, dan cari akar masalahnya. Kalau memang perlu dirujuk, kita rujuk. Tapi kalau bisa sembuh tanpa pisau dan obat keras, kenapa nggak? Dan sebelum menyentuh pisau bedah atau jarum biopsi, kenapa nggak ajak ngobrol tubuh dulu lewat:
3. QULBI Check-Up: Ngobrol Sama Tubuh, Bukan Sekadar Menebak
Kami menggunakan QRMA (Quantum Resonance Magnetic Analyzer) sebagai alat deteksi awal non-invasif yang bisa membaca:
- Potensi gangguan hormon (seperti dominasi estrogen, rendahnya progesteron, dll)
- Fungsi organ seperti hati, tiroid, ovarium
- Metabolisme, toksin, dan respon imun
Dari sini, kita bisa tahu benjolan ini muncul karena apa, dan lebih penting lagi, bagaimana cara menyembuhkannya dari akar.
4. Fascia: Jaring Lembut yang Jadi Kunci
Benjolan sering muncul di area tubuh yang “ketarik”, kaku, atau stagnan. Dan siapa tokohnya? Fascia—jaringan ikat yang membungkus seluruh tubuh kayak jaring halus. Kalau fascia ini tegang atau lengket, bisa memicu:
- Penumpukan limfa
- Gangguan sirkulasi
- Tekanan ke organ tertentu
Bayangin kayak plastik wrap yang ketarik sebelah, lama-lama isi dalamnya bisa menggumpal. Nah, benjolan pun sering muncul dari situ.
5. FASCIA Hack: Meretas Benjolan dari Akarnya
Di Griya Sehat QULBI, kami memakai FASCIA Hack—metode terapi yang menggabungkan:
- Balancing: Mengembalikan struktur tubuh dengan teknik puntir balik (PAZ Biomekanik)
- Touching: Melepas fascia dengan pijat myofascial release, dry needling, akupunktur, TENS, dll
- Moving: Mengaktifkan gerakan alami tubuh agar sirkulasi lancar dan stagnasi hilang
Setelah banyak kasus diterapi dengan metode ini, benjolan mulai mengecil, nyeri berkurang, dan sistem tubuh pulih dengan sendirinya.
6. Root-Cause Healing: Ketidakseimbangan Hormon
Menurut Dr. Sara Gottfried, penulis The Hormone Cure, benjolan seperti miom, kista, dan bahkan kanker sering berakar dari ketidakseimbangan hormon, terutama:
- Estrogen dominance (kelebihan estrogen)
- Stres kronis yang ganggu hormon adrenal
- Kekurangan progesteron yang seharusnya jadi penyeimbang alami
Gottfried menunjukkan bahwa perbaikan hormon bisa menyusutkan miom dan kista tanpa operasi. Nah, di QULBI, inilah kenapa kita punya pendekatan QULBI Habits – Eating untuk bantu detoks estrogen dan perbaiki metabolisme hormon.
7. Solusi Herbal dan Suplementasi (Eating QULBI Habits)
Kita bantu tubuh dengan asupan yang menyembuhkan, bukan yang memperparah:
- Herbal penyeimbang hormon (seperti kunyit, daun sirsak, biji rami)
- Suplementasi magnesium, zinc, vit D, omega-3
- Diet anti-inflamasi, bebas gula, tinggi serat
Ditambah dengan edukasi Thinking QULBI Habits, karena pikiran negatif, stres, dan trauma emosional juga bisa memicu benjolan secara psikosomatik.
8. Jadi, Benjolan Bukan Akhir Cerita—Tapi Awal Dialog dengan Tubuh
Kalau tubuh kasih sinyal lewat benjolan, jangan buru-buru panik. Jangan langsung anggap itu vonis. Bisa jadi itu cuma tanda bahwa tubuh sedang butuh perhatian—baik dari sisi struktur, hormon, pikiran, maupun gaya hidup.
QULBI Method hadir untuk membantu kamu memahami dan menyembuhkan tubuh dari akar, bukan cuma menambal gejala.
Referensi singkat:
- Gottfried, Sara. The Hormone Cure: Reclaim Balance, Sleep, Sex Drive and Vitality Naturally with the Gottfried Protocol. Scribner, 2013.
- Fascia Research Society. Fascia: The Tensional Network of the Human Body. Elsevier Health Sciences, 2012.
- Schleip, Robert et al. “Fascial plasticity – a new neurobiological explanation.” Journal of Bodywork and Movement Therapies, Volume 9, Issue 1, 2005, Pages 11–19.
- Myers, Thomas W. Anatomy Trains: Myofascial Meridians for Manual and Movement Therapists. Churchill Livingstone, 2014.
- Wahls, Terry L. The Wahls Protocol: A Radical New Way to Treat All Chronic Autoimmune Conditions Using Paleo Principles. Avery, 2014.
- Bland, Jeffrey. The Disease Delusion: Conquering the Causes of Chronic Illness for a Healthier, Longer, and Happier Life. Harper Wave, 2014.
- Kharrazian, Datis. Why Do I Still Have Thyroid Symptoms? When My Lab Tests Are Normal. Morgan James Publishing, 2010.
- Gottfried, Sara. The Hormone Reset Diet: Heal Your Metabolism to Lose Up to 15 Pounds in 21 Days. HarperOne, 2015.
- Syaifullah, E. QULBI Method: Solusi Nyeri Holistik 2025, Website Griya Sehat QULBI – www.qulbi.com