Pernahkah terpikir bahwa masalah tulang belakang bisa muncul bahkan sebelum terasa sakit? Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh American Journal of Neuroradiology (AJNR) tahun 2015 mengungkap fakta mengejutkan: mayoritas orang dewasa yang tampak sehat ternyata sudah memiliki tanda-tanda degenerasi tulang belakang sejak usia 20-an!
Penelitian ini menganalisis hasil MRI dari relawan tanpa keluhan nyeri, tetapi justru ditemukan berbagai problem serius di tulang belakang mereka. Seiring bertambahnya usia, risiko ini meningkat, membuka peluang besar bagi kondisi seperti saraf kejepit (hernia nukleus pulposus), nyeri punggung kronis, hingga gangguan postur yang menghambat aktivitas sehari-hari.
Lantas, apa penyebab utama masalah ini?
Structural Imbalances & Fascia Adhesion: Biang Keladi Kerusakan Tulang Belakang
Bayangkan sebuah gedung yang miring karena pondasinya tidak rata. Begitulah tubuh manusia ketika mengalami structural imbalances (ketidakseimbangan struktur tubuh). Masalah ini terjadi ketika pola postur dan gerakan tubuh tidak simetris, menyebabkan tekanan tidak merata pada tulang belakang.
Ketidakseimbangan ini sering disebabkan oleh: Kebiasaan postur buruk (duduk membungkuk, berdiri miring, sering membawa beban di satu sisi tubuh)
Kurangnya aktivitas fisik yang seimbang
Cedera lama yang tidak dikoreksi dengan baik
Gerakan kompensasi akibat nyeri atau ketidakseimbangan otot
Ketika struktur tubuh tidak seimbang, tubuh akan mencari cara untuk tetap berfungsi. Salah satu mekanismenya adalah dengan memanfaatkan fascia sebagai “perekat” untuk menahan posisi tubuh agar tetap stabil.
Inilah yang disebut fascia adhesion: Fascia yang harusnya fleksibel dan elastis malah menempel dan mengeras
Pergerakan tubuh jadi terbatas dan kaku
Tekanan ke tulang belakang meningkat, mempercepat degenerasi diskus dan sendi
Dampaknya bisa sangat luas, mulai dari nyeri punggung bawah, saraf kejepit, hingga postur tubuh yang makin memburuk. Inilah alasan mengapa degenerasi tulang belakang bisa dimulai sejak usia 20 tahun meskipun tanpa keluhan!
Apa Itu Fascia dan Kenapa Penting?
Fascia adalah jaringan ikat yang menyelimuti otot, tulang, saraf, dan organ dalam tubuh kita. Bayangkan fascia seperti jaring laba-laba elastis yang membungkus dan menghubungkan seluruh bagian tubuh.
Saat fascia dalam kondisi sehat, ia tetap fleksibel dan memungkinkan tubuh bergerak bebas. Tapi ketika terjadi ketidakseimbangan struktural, fascia bisa menegang, menempel (adhesi), atau bahkan mengeras. Inilah yang menyebabkan tubuh terasa kaku, nyeri, atau bahkan memicu penyakit kronis.
Ketika seseorang mengalami postur tubuh yang salah, trauma, atau kebiasaan buruk dalam bergerak, fascia bisa mengalami ketegangan berlebih dan adhesi, yang pada akhirnya mengganggu sirkulasi darah, aliran limfatik, serta komunikasi saraf.
Analisis Problem dari Temuan MRI
Berikut adalah beberapa kondisi degeneratif yang ditemukan dalam penelitian ini dan bagaimana dampaknya terhadap tubuh:
1. Disk Degeneration (Degenerasi Diskus)
Diskus intervertebralis berfungsi sebagai bantalan antar tulang belakang. Seiring waktu, bantalan ini bisa mengalami degenerasi, kehilangan elastisitas, dan menjadi lebih tipis. Studi ini menemukan bahwa 37% orang berusia 20 tahun sudah mengalami degenerasi diskus, dan angkanya meningkat drastis hingga 96% di usia 80 tahun!
Dampaknya?
- Mengurangi fleksibilitas tulang belakang
- Meningkatkan risiko saraf terjepit
- Nyeri punggung akibat berkurangnya daya serap guncangan
2. Disk Signal Loss (Penurunan Sinyal Diskus)
Hilangnya sinyal diskus dalam MRI menunjukkan penurunan kadar air dalam bantalan tulang belakang. Ini tanda bahwa diskus mulai mengering dan kehilangan fungsinya sebagai peredam kejut. Pada usia 20 tahun, 17% relawan sudah mengalami kondisi ini, dan angkanya naik hingga 97% di usia 80 tahun.
Dampaknya?
- Diskus lebih rentan mengalami cedera
- Pergerakan tulang belakang terasa lebih kaku dan tidak nyaman
- Risiko herniasi meningkat
3. Disk Height Loss (Penyusutan Tinggi Diskus)
Diskus yang sehat memiliki tinggi tertentu yang menjaga jarak antar ruas tulang belakang. Seiring berjalannya waktu, bantalan antar ruas tulang bisa menyusut, menyebabkan jarak antar tulang belakang semakin sempit. Studi ini menunjukkan bahwa 24% orang berusia 20 tahun sudah mengalami penyusutan diskus, yang meningkat hingga 84% di usia 80 tahun.
Dampaknya?
- Meningkatkan risiko artritis pada sendi tulang belakang
- Menyebabkan rasa kaku dan nyeri kronis
- Memicu kompresi saraf
4. Disk Bulge (Tonjolan Diskus)
Diskus yang melemah bisa mulai menonjol keluar dari tempatnya, yang dikenal sebagai disk bulge. Ini tahap awal dari hernia nukleus pulposus (HNP) yang sering menyebabkan saraf kejepit. Temuan MRI menunjukkan bahwa 30% orang berusia 20 tahun sudah mengalami disk bulge, dan angkanya naik hingga 84% di usia 80 tahun.
Dampaknya?
- Bisa menekan saraf di sekitarnya
- Nyeri bisa menjalar ke punggung bawah, pinggul, hingga kaki
- Meningkatkan risiko herniasi diskus
5. Disk Protrusion (Penonjolan Diskus yang Lebih Serius)
Jika disk bulge makin parah, bisa berubah menjadi disk protrusion, di mana inti diskus benar-benar terdorong keluar dan mulai menekan saraf. Studi ini menemukan bahwa meskipun jarang di usia muda, 29% orang usia 20 tahun sudah memiliki disk protrusion, dan angkanya meningkat seiring bertambahnya usia.
Dampaknya?
- Nyeri tajam yang bisa menjalar ke kaki (sciatica)
- Kelemahan otot jika saraf yang tertekan cukup parah
- Jika dibiarkan, bisa berujung pada operasi
6. Annular Fissure (Retakan Annulus Fibrosus)
Diskus terdiri dari lapisan luar keras bernama annulus fibrosus. Jika terjadi tekanan berlebih, lapisan ini bisa mengalami robekan kecil (fissure). Studi ini menunjukkan bahwa 19% orang berusia 20 tahun sudah mengalami annular fissure, dan angka ini terus meningkat seiring bertambahnya usia.
Dampaknya?
- Bisa memicu peradangan dan nyeri
- Jika retakan makin besar, bisa menyebabkan herniasi diskus
7. Facet Degeneration (Degenerasi Sendi Facet)
Sendi faset adalah bagian dari tulang belakang yang membantu pergerakan fleksibel. Seiring bertambahnya usia, sendi ini bisa mengalami degenerasi, menyebabkan nyeri dan kekakuan. Studi ini menemukan bahwa 4% orang usia 20 tahun sudah mengalami facet degeneration, dan angkanya naik drastis menjadi 83% di usia 80 tahun.
Dampaknya?
- Nyeri saat berdiri atau berjalan terlalu lama
- Kekakuan tulang belakang yang membatasi pergerakan
- Jika parah, bisa menyebabkan spondylolisthesis (pergeseran tulang belakang)
8. Spondylolisthesis (Pergeseran Tulang Belakang)
Kondisi ini terjadi ketika satu ruas tulang belakang bergeser dari posisi normalnya, biasanya akibat degenerasi sendi facet atau diskus. Studi ini menemukan bahwa 3% orang berusia 20 tahun sudah mengalami kondisi ini, dan meningkat hingga 50% di usia 80 tahun.
Dampaknya?
- Saraf bisa terjepit, menyebabkan nyeri punggung bawah hingga kaki
- Postur tubuh menjadi buruk
- Jika terlalu parah, bisa membutuhkan tindakan medis lebih lanjut
Jangan Tunggu Nyeri, Atasi Sejak Dini dengan FASCIA Hack!
Fakta bahwa degenerasi tulang belakang bisa dimulai sejak usia 20 tahun meskipun tanpa keluhan adalah peringatan bagi kita semua. Jangan tunggu sampai sakit baru mencari solusi!
Di Griya Sehat QULBI, ada metode revolusioner bernama FASCIA Hack, yang mengatasi masalah ini sebelum berkembang menjadi nyeri kronis. FASCIA Hack menggabungkan: Balancing → Koreksi struktur tubuh dengan teknik Puntir Balik (PAZ Biomekanik)
Touching → Melepaskan ketegangan fascia dengan terapi manual (myofascial release, akupresur, dry needling, cupping)
Moving → Gerakan aktivitas harian termasuk olahraga yang sesuai dengan keseimbangan tubuh
Setelah terapi FASCIA Hack, Klien diarahkan untuk menerapkan QULBI Habits (kebiasaan sehat holistik), sehingga tubuh bisa dicegah dari degenerasi lebih lanjut, mengurangi risiko nyeri punggung, dan meningkatkan kualitas hidup.
Jangan tunggu sampai nyeri muncul! Segera reservasi jadwal terapi di Griya Sehat QULBI untuk mendapatkan solusi holistik bagi kesehatan tulang belakangmu.
Referensi:
- American Journal of Neuroradiology (AJNR). “Age-specific prevalence estimates of degenerative spine imaging findings in asymptomatic patients.” 2015.
- Syaifullah, E. (2025). QULBI Method: Fascia Hack sebagai Solusi Nyeri Holistik.
- Griya Sehat QULBI.
www.qulbi.com – Website resmi Griya Sehat QULBI.