Bahaya Olahraga Berlebihan – Grafik di atas menggambarkan hubungan antara tingkat aktivitas fisik dan risiko penyakit jantung dalam bentuk kurva U-terbalik. Artinya, semakin seseorang aktif bergerak, risiko penyakit metabolik seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung koroner akan turun tajam — sampai mencapai titik optimal di sekitar 6–10 METS (setara jalan cepat atau bersepeda santai selama ±150 menit per minggu).
Namun, saat intensitas olahraga melewati batas (>12 METS), kurva itu justru naik lagi. Di titik ini, tubuh mulai menunjukkan tanda stres berlebih, seperti peningkatan troponin, gangguan irama jantung (Atrial Fibrilasi/AF), disfungsi ventrikel kanan, hingga fibrosis jantung pada latihan ekstrem dan tanpa recovery cukup.
Jadi, grafik ini menegaskan bahwa gerak yang menyehatkan bukan berarti semakin keras semakin baik, tapi harus berada di zona seimbang — di mana sistem tubuh bekerja optimal tanpa terpapar stres berlebihan.
Nah, di sinilah konsep FASCIA Hack dari QULBI Method hadir sebagai pendekatan praktis untuk membantu tubuh menemukan dan menjaga keseimbangan itu: dengan Balancing, Touching, dan Moving. Pendekatan ini memastikan setiap gerakan tidak hanya membakar kalori, tapi juga menyembuhkan, menstabilkan, dan menyalurkan energi tubuh secara harmonis.
—
Olahraga Bukan Sekadar Keringat, Tapi Tentang Keseimbangan
Pernah dengar kalimat “semakin banyak olahraga, makin sehat”?
Kedengarannya benar, tapi kalau dilihat dari Functional Medicine View (FM View), kebenarannya bersyarat.
Tubuh manusia itu seperti alat musik — kalau senarnya terlalu kendor (sedentary), nadanya fals; tapi kalau ditarik terlalu kencang (overtraining), malah putus.
Begitu juga dengan fascia: jaringan halus yang membungkus seluruh tubuh ini sangat sensitif terhadap tekanan mekanik, dehidrasi, dan stres oksidatif.
Dalam kondisi ideal, fascia memfasilitasi komunikasi antar jaringan, aliran cairan, dan keseimbangan postural. Tapi begitu gerakan ekstrem atau repetitif dilakukan tanpa adaptasi fascia, muncul ketidakseimbangan struktural — entah itu nyeri punggung, bahu kaku, atau lutut kronis yang tak sembuh-sembuh.
FM View memandang fenomena ini bukan sekadar masalah otot, tapi masalah sistemik: sistem saraf, hormon, sirkulasi, hingga detoksifikasi semua ikut terganggu ketika fascia kehilangan elastisitasnya.
—
Fascia: Jaringan yang Menyimpan Bahasa Gerak
Bayangkan fascia seperti jaring elastis yang menyelimuti setiap otot, organ, bahkan pembuluh darah.
Kalau kamu jarang bergerak (sedentary lifestyle), jaring ini menebal dan kaku — seperti plastik wrap yang kelamaan di kulkas.
Akibatnya, aliran cairan interstisial terganggu, sinyal saraf lambat, dan sirkulasi limfatik melambat. Ini yang bikin tubuh gampang nyeri, cepat lelah, dan metabolisme melambat.
Tapi jangan salah, olahraga berlebihan juga bisa bikin fascia “terbakar”—bukan secara harfiah, tapi karena stres mekanik berlebihan dan peradangan mikro kronik.
Itu sebabnya para atlet ketahanan ekstrem kadang justru mengalami fibrosis jantung dan fatigue berat.
—
⚖️ Kuncinya: Gerak di Zona Seimbang (6–10 METS)
Penelitian menunjukkan, 150 menit olahraga per minggu (setara jalan cepat atau renang santai) sudah cukup untuk:
- Menurunkan risiko diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung koroner
- Meningkatkan cadangan koroner dan kapasitas jantung
- Menurunkan angka kematian jantung hingga 13% per peningkatan 1 MET
Tapi kalau kamu lewat dari 12 METS (misalnya latihan intens setiap hari tanpa recovery), malah bisa terjadi sebaliknya — stres oksidatif meningkat, troponin naik, bahkan risiko aritmia melonjak.
—
Di sinilah FASCIA Hack Jadi Solusi Praktis
Metode FASCIA Hack dari Griya Sehat QULBI hadir untuk menjembatani dua ekstrem dunia modern: gaya hidup terlalu diam (sedentary) dan gaya hidup terlalu keras (overtraining).
FASCIA Hack = Balancing + Touching + Moving
Tiga pilar ini membuat tubuh bergerak dengan cerdas, bukan asal capek.
1. Balancing
Sebelum latihan, pastikan struktur tubuh seimbang dulu. Panggul yang miring, tulang belakang yang puntir, atau bahu yang tidak sejajar akan bikin beban gerak tidak seimbang.
Teknik puntir balik dalam FASCIA Hack membantu menata ulang orientasi tubuh agar energi gerak mengalir efisien.
2. Touching
Sentuhan seperti myofascial release, cupping, atau dry needling membantu melonggarkan adhesi fascia dan memperlancar cairan interstisial. Ini penting sebelum dan sesudah latihan agar jaringan tidak “macet”.
3. Moving
Nah, baru di sini latihan dilakukan. Tapi bukan asal gerak — harus mengikuti prinsip fascia: elastis, spiral, dan adaptif. Gerak dalam FASCIA Hack meniru pola alami tubuh: memutar, mengalir, dan tidak melawan keseimbangan struktur. Contohnya, bouncing ringan, slow dynamic stretch, atau latihan postural integratif.
Dengan pendekatan ini, kamu tidak cuma “berolahraga”, tapi mengajak fascia untuk berdialog.
Tubuh terasa ringan, tidak mudah cedera, dan sistem tubuh tetap dalam ritme biologis yang seimbang.
—
Functional Medicine View: Movement as Healing Signal
Dari sudut pandang Functional Medicine, gerak bukan hanya aktivitas otot, tapi sinyal biokimia yang memberi pesan ke seluruh sistem tubuh:
- Gerak ritmis menstimulasi produksi miokin dari otot (zat anti-inflamasi alami)
- Vibrasi fascia mengaktifkan mekanoreseptor yang menenangkan sistem saraf parasimpatis
- Sirkulasi cairan interstisial meningkat, mempercepat detoks dan regenerasi jaringan
Saat seseorang berolahraga di luar kapasitas adaptifnya, sistem neuroendokrin akan mengeluarkan kortisol berlebih.
Kortisol tinggi = inflamasi tinggi = kerusakan fascia makin cepat. Sebaliknya, jika seseorang terlalu pasif, sirkulasi fascia menurun, aliran cairan limfatik stagnan, dan komunikasi antar jaringan terhambat.
Di tengah dua ekstrem inilah tubuh butuh “ritme seimbang” — cukup gerak untuk menstimulasi, tapi cukup tenang untuk memulihkan.
Jadi saat kamu bergerak dengan cara yang seimbang, tubuh tidak cuma sehat secara fisik, tapi juga reset dari dalam — hormon, metabolisme, bahkan mood ikut selaras. FASCIA Hack membantu tubuh menemukan sweet spot itu. Ia bukan sekadar terapi nyeri, tapi alat ukur keseimbangan antara sistem struktural, sirkulasi, dan regulasi tubuh.
—
Catatan Ilmiah: Validitas Grafik dan Konteksnya
Kurva U-terbalik antara tingkat aktivitas fisik dan kesehatan jantung bukan sekadar teori visual, tapi hasil observasi epidemiologis jangka panjang dari berbagai penelitian besar di dunia medis modern. Grafik ini menggambarkan bahwa hubungan antara olahraga dan kesehatan tidak linear, melainkan mengikuti prinsip “optimal dose” — cukup, seimbang, dan berirama.
Beberapa studi utama yang menjadi dasar kurva ini antara lain:
1. Arem H. et al., JAMA Internal Medicine (2015)
– Meneliti lebih dari 660.000 partisipan dewasa.
– Hasil: orang yang berolahraga 150–450 menit/minggu memiliki risiko kematian paling rendah.
– Aktivitas yang terlalu ekstrem (>1.500 menit/minggu) tidak menambah manfaat dan bisa meningkatkan stres fisiologis.
2. O’Keefe J.H. et al., Mayo Clinic Proceedings (2012)
– Melaporkan fenomena “exercise paradox”: latihan berlebihan bisa memicu kerusakan otot jantung, aritmia, hingga fibrosis miokard akibat stres oksidatif kronis dan inflamasi mikro.
3. Schnohr P. et al., Journal of the American College of Cardiology (2015)
– Studi Copenhagen City Heart menunjukkan pelari ringan dan sedang hidup lebih lama daripada pelari berat yang berlari intens tiap hari.
Namun, penting dipahami bahwa kurva ini tidak menyalahkan latihan intensif para atlet. Atlet profesional umumnya memiliki sistem pemulihan terukur — mulai dari fisioterapi, balancing fascia, tidur berkualitas, nutrisi presisi, hingga pemantauan detak jantung dan HRV. Mereka hidup dalam siklus seimbang antara stres dan recovery, bukan overtraining terus-menerus.
Sebaliknya, masyarakat umum sering berolahraga berlebihan tanpa pemulihan memadai, fascia kaku, dan tidur kurang. Akibatnya, yang seharusnya jadi “obat”, justru berubah jadi stres baru bagi sistem saraf dan fascia.
Di titik inilah FASCIA Hack dari QULBI Method menjadi solusi praktis — mengembalikan keseimbangan antara Balancing, Touching, dan Moving, agar tubuh bisa aktif, tapi tetap adaptif.
—
Kesimpulan: Bergeraklah Seperti Air, Bukan Batu
Tubuh tidak butuh olahraga brutal, tapi gerakan yang cerdas, lentur, dan sadar struktur. Ingatlah Bahaya Olahraga Berlebihan
Dengan FASCIA Hack, kamu bisa menjadikan setiap gerak sebagai terapi — bukan sekadar olahraga.
Gerak yang tidak membuat tubuh melawan dirinya sendiri, tapi menyatu dengan ritme penciptaannya.
—
Referensi :
- O’Keefe, J.H., et al. “Exercise like a medicine dose: too much of a good thing?” Mayo Clinic Proceedings, 2012.
- Eijsvogels, T.M.H., & Thompson, P.D. “Exercise Is Medicine: At Any Dose?” JAMA Cardiology, 2018.
- La Gerche, A., et al. “Exercise-induced right ventricular dysfunction and structural remodeling in endurance athletes.” European Heart Journal, 2012.
- Schleip, R., et al. Fascia: The Tensional Network of the Human Body. Churchill Livingstone, 2021.
- Oschman, J.L. Energy Medicine: The Scientific Basis. Elsevier, 2016.
- Pedersen, B.K. “Muscle as an endocrine organ: myokines and their role in health and disease.” Physiological Reviews, 2019.
- Konten diskusi di Indonesian Society of Lifestyle & Interdiciplanary Medicine Group oleh Sandi
- Syaifullah, E. QULBI Method: Solusi Nyeri Holistik 2025, Website Griya Sehat QULBI – www.qulbi.com
