Kembali ke Obat Alami WA Qulbi 0856-9268-9993 – Pernah nggak kak, merasa bingung kenapa obat yang dikasih dokter mahal banget, padahal kalau dilihat bahannya nggak seberapa? Atau pernah dengar cerita orang yang setelah minum obat malah timbul penyakit lain? Nah, buku “Amazing Medicines: The Drug Companies Don’t Want You to Discover” karya Hans Kugler, Ph.D., dan Chase Revel ini membongkar semua rahasia di balik industri farmasi yang jarang kita dengar di berita.
Di artikel ini, kita akan kupas kenapa banyak obat alami yang sebenarnya bermanfaat malah “dihilangkan” dari peredaran, trik bisnis Big Pharma yang bikin kita ketergantungan, plus tips gaya hidup sehat agar kamu nggak jadi korban. Siap? Yuk kita mulai!
1. Big Pharma: Bisnis, Bukan Lembaga Amal
Banyak yang berpikir industri obat itu fokusnya menyembuhkan orang. Kedengarannya mulia, kan? Tapi faktanya, menurut buku ini, industri farmasi adalah bisnis raksasa yang ukurannya triliunan dolar. Dan dalam bisnis, prinsipnya jelas: untung di atas segalanya.
Pertanyaannya: kalau semua orang sehat, apa yang terjadi sama bisnis obat? Bangkrut. Itulah kenapa, kata buku ini, mereka lebih suka obat yang mengendalikan gejala, bukan menyembuhkan akar masalah. Kenapa? Supaya kamu minum obat seumur hidup.
Contoh nyata:
- Obat hipertensi: diminum seumur hidup, padahal banyak kasus bisa terkendali dengan diet & olahraga.
- Obat diabetes: bikin kontrol gula darah, tapi nggak memperbaiki akar masalah resistensi insulin.
Kenapa Obat Alami Dikesampingkan?
Obat alami seperti vitamin, mineral, atau ekstrak herbal nggak bisa dipatenkan. Artinya, nggak ada hak eksklusif buat jual mahal. Jadi buat apa perusahaan promosiin sesuatu yang nggak bikin untung miliaran dolar?
2. Trik Marketing: Dari Iklan sampai Suap Dokter
Ini bagian yang bikin geleng-geleng kepala. Di Amerika saja, industri farmasi habiskan lebih dari 10 miliar dolar per tahun buat iklan. Padahal kamu nggak bisa beli obat tanpa resep dokter. Jadi iklannya buat siapa? Buat pengaruhi pola pikir kita dan dokter.
Beberapa trik yang diungkap:
- Frequent flyer miles buat dokter setiap kali nulis resep.
- Software gratis yang isinya iklan obat, ditonton dokter sambil jawab kuis.
- Jamuan mewah & seminar: dokter dikasih tiket pesawat, hotel bintang lima, bahkan honor cuma buat hadir.
Nggak heran kalau ada istilah: “Prescription by Incentive.” Kadang resep yang kita dapat bukan karena kita butuh, tapi karena ada bonus di baliknya.
3. FDA vs Vitamin: Drama ala Film Action
Ada kisah nyata di buku ini: Klinik Tahoma yang fokus ke pengobatan alami tiba-tiba diserbu FDA pakai senjata lengkap. Kenapa? Karena mereka pakai vitamin dan terapi nutrisi untuk pasien. Iya, kamu nggak salah baca: vitamin diserbu seperti narkoba. Alasannya simpel: vitamin dan herbal ancaman buat bisnis obat paten.
Ironinya, obat dengan efek samping mematikan bisa lolos lebih mudah. Kenapa? Karena balik lagi: uang bicara.
4. Fakta Mengejutkan: 80% Prosedur Medis Tidak Ilmiah
Menurut data U.S. Office of Technology Assessment, 80% prosedur medis nggak punya dasar ilmiah kuat. Bahkan studi Harvard bilang 84% pasien bypass jantung nggak butuh operasi. Artinya? Kadang kita dijadikan “pasien percobaan” demi bisnis prosedur mahal.
5. Efek Samping yang Disembunyikan
Ini bikin ngeri: buku ini mencatat ada:
- 29 obat yang bisa memicu Parkinson
- 65 obat bikin demensia
- 105 obat memicu halusinasi Dan mayoritas korbannya adalah lansia yang minum banyak obat sekaligus. Efek domino obat (drug interaction) sering jadi penyebab kematian yang nggak pernah masuk berita.
Jadi, Apa yang Harus Kita Lakukan?
Tenang kak, ini bukan sekadar cerita horor. Buku ini juga kasih arah: ambil alih kendali kesehatanmu dengan ilmu dan gaya hidup sehat. Dan di sini, konsep QULBI Method relevan banget: fokus ke Root-Cause Healing, bukan sekadar symptom control.
Berikut tips praktis yang bisa kamu terapkan:
1. Jangan Serahkan 100% Kendali ke Obat
Kalau dokter kasih resep, jangan cuma angguk. Tanyakan:
- “Ada nggak cara non-obat buat ngatasin ini?”
- “Kalau saya ubah pola makan dan olahraga, apakah bisa sembuh?”
Banyak masalah seperti hipertensi, kolesterol, bahkan diabetes tipe 2 bisa membaik dengan gaya hidup.
2. Mulai dari Nutrisi yang Benar
Beberapa obat menguras nutrisi penting. Contoh:
- Aspirin → kurangi Vitamin C dan folat.
- Statin → turunkan CoQ10, penting buat energi sel. Solusinya? Makan real food dulu, baru suplemen kalau benar-benar perlu.
Tips dari buku:
- Konsumsi vitamin C minimal 500 mg/hari dari buah (jeruk, kiwi, jambu).
- Magnesium untuk relaksasi otot dan jantung sehat (kacang-kacangan, sayuran hijau).
- Omega-3 untuk anti-inflamasi (ikan laut dalam, chia seeds).
3. Bergerak itu Obat Gratis
Gaya hidup duduk (sedentary) bikin sirkulasi fasia kaku, metabolisme lambat, hormon stres naik. Solusinya?
- Lakukan gerakan ringan setiap jam (stretching, jalan).
- Terapkan konsep Moving ala FASCIA Hack: gerakan yang jaga keseimbangan struktur tubuh, bukan asal olahraga keras.
4. Waspadai Efek Domino Obat
Kalau kamu minum lebih dari 3 obat:
- Cek interaksinya (pakai aplikasi atau konsultasi).
- Jangan hentikan mendadak tanpa arahan profesional.
- Tanyakan alternatif yang lebih aman.
5. Pilih Prevention daripada Prescription
QULBI Habits ajarkan ini:
- Eating: pola makan real food, hindari gula berlebih.
- Balancing & Touching: jaga struktur tubuh (FASCIA Hack).
- Fasting & Sleeping: bantu regenerasi alami.
Ingat: lebih baik bayar sedikit untuk makanan sehat daripada bayar mahal untuk obat seumur hidup.
Kenapa Semua Ini Penting?
Karena buku ini mengingatkan kita: Big Pharma nggak akan membuatmu sehat sepenuhnya, karena bisnis mereka ada pada orang sakit. Kalau kamu nggak ambil langkah, kamu cuma jadi bagian dari statistik.
Tapi kalau kamu mau berubah, kamu bisa jadi bagian dari gerakan hidup sehat yang mandiri, bebas ketergantungan obat. Di sinilah QULBI hadir: bukan sekadar terapi, tapi juga edukasi untuk kesehatan holistik yang membawa berkah dunia akhirat.
Kesimpulan
Kesehatan itu amanah, bukan komoditas. Big Pharma mungkin kuat, tapi kita punya senjata yang lebih ampuh: ilmu, iman, dan kebiasaan sehat. Mulai sekarang, jangan tunggu sakit baru sadar, karena pencegahan selalu lebih murah—dan lebih berkah—daripada pengobatan.
Karena pada akhirnya, kesembuhan datang dari Allah Ta’ala, bukan dari pil yang kita telan. Yuk Kembali ke Obat Alami !
Referensi :
- Kugler, H., & Revel, C. (1999). Amazing Medicines: The Drug Companies Don’t Want You to Discover. Berkley Books.
- U.S. Office of Technology Assessment. Assessment of Medical Procedures Effectiveness.
- Public Citizen Health Research Group. Worst Pills, Best Pills.
- Harvard Medical School studies on coronary artery bypass surgery.
- GAO Report on Drug Safety, 1986.
- Medline & PubMed data on drug-induced Parkinsonism and dementia.
- Syaifullah, E. QULBI Method: Solusi Nyeri Holistik 2025, Website Griya Sehat QULBI – www.qulbi.com