You are currently viewing Prostat Membesar (BPH): Jangan Hanya Fokus ke Hormon, Cek Juga Fascia-mu!

Prostat Membesar (BPH): Jangan Hanya Fokus ke Hormon, Cek Juga Fascia-mu!

0Shares

Obat Prostat Membesar WA QULBI. 0856-9268-9993 – Pernah dengar tentang BPH alias Benign Prostatic Hyperplasia? Istilah medis ini sebenarnya sederhana: pembesaran jinak pada kelenjar prostat. Tapi efeknya? Bisa bikin hidup pria jadi serba salah. Mau pipis susah, belum pipis udah kebelet, tengah malam harus bangun bolak-balik ke kamar mandi. Waduh, gangguan kecil yang bikin kualitas hidup jadi amburadul.

Tapi tunggu dulu… apakah ini murni karena hormon dan usia? Atau ada hal yang sering luput dari perhatian—seperti fascia?

Yuk kita bedah lebih dalam!

Apa Itu BPH?

Prostat adalah kelenjar kecil seukuran kenari yang hanya dimiliki pria. Letaknya tepat di bawah kandung kemih, dan uretra (saluran pipis) melewati tengah-tengahnya. Nah, saat prostat membesar karena BPH, saluran ini jadi terjepit seperti selang yang dililit karet gelang.

Apa penyebab BPH?

Ada beberapa teori:

  • Peningkatan hormon Dihidrotestosteron (DHT) → bikin sel prostat tumbuh terus.
  • Ketidakseimbangan hormon estrogen vs testosteron.
  • Interaksi sel epitel & stroma prostat → bikin jaringan makin padat.
  • Penurunan apoptosis → sel tua nggak mati-mati, numpuk di prostat.

⚠️ Gejala yang Sering Terjadi

1. Gejala obstruktif:

  • Susah mulai pipis (hesitansi)
  • Aliran pipis lemah atau terputus-putus
  • Harus mengejan
  • Rasa tidak tuntas setelah pipis

2. Gejala iritatif:

  • Sering pipis (frekuensi)
  • Kebelet banget (urgensi)
  • Sering bangun malam untuk pipis (nokturia)

Tapi pertanyaannya sekarang…

❓ Kenapa ada pria dengan ukuran prostat besar tapi gejalanya ringan, dan sebaliknya, ada yang prostatnya belum terlalu besar tapi gejalanya parah?

Jawabannya bisa jadi: fascia!

Fascia: Jaringan Diam-Diam yang Suka Bikin Masalah

Fascia adalah jaringan ikat tipis yang membungkus semua organ, otot, saraf, bahkan pembuluh darah. Bayangin fascia seperti jaring laba-laba elastis yang melilit seluruh tubuh. Kalau satu bagian tegang, bagian lain bisa ikut ketarik.

Nah, prostat, kandung kemih, uretra, dan otot-otot panggul semuanya dilingkupi oleh fascia pelvis. Kalau fascia ini kaku, menebal, atau “nempel” karena inflamasi, trauma, duduk terlalu lama, atau postur buruk—bisa-bisa menekan atau menarik struktur di sekitarnya.

Kaitan Fascia dan BPH

1. Fascia bikin tekanan ke prostat dan uretra

Fascia pelvis yang kaku bisa menarik otot dan struktur di sekitar prostat, bikin uretra makin sempit → pipis makin susah, gejala makin parah.

Baca Juga :  Vital Force yang Lelah, Fascia yang Kusut: Mengurai Energi Penyembuhan Tubuhmu dengan FASCIA Hack

2. Ganggu saraf otonom

Fascia yang menekan saraf di daerah lumbar atau sakrum bisa bikin komunikasi antara otak dan prostat jadi “ngadat”. Hasilnya? Kandung kemih kontraksi sendiri, prostat tegang terus → muncul gejala urgensi & nokturia.

3. Menghambat sirkulasi

Fascia yang “macet” menghambat aliran darah dan limfatik → metabolit hormon dan racun menumpuk → memperparah pembesaran prostat.

FASCIA Hack: Solusi BPH dari Akar Struktural

Metode FASCIA Hack adalah pendekatan unik dari Griya Sehat QULBI untuk mengatasi masalah kesehatan dari akar fasial. Konsepnya sederhana tapi dalam:

Balancing + Touching + Moving

Mari kita lihat gimana FASCIA Hack bantu BPH:

✅ 1. Balancing

  • Koreksi posisi tulang panggul (iliosakral), lumbar, dan sacrum
  • Mengembalikan keseimbangan postural yang menekan prostat
  • Mengurangi tekanan ke fascia pelvis dan jaringan prostat

✅ 2. Touching

  • Rilis ketegangan fascia di: Perineum, Levator ani, Obturator internus, Iliopsoas & rectus abdominis
  • Bisa lewat teknik MFR (myofascial release), dry needling, atau akupresur

✅ 3. Moving

  • Ajarkan gerakan integratif yang tidak melanggar kaidah balancing
  • Contoh: gerakan panggul miring (pelvic tilt), mobilisasi sakrum, hingga squat dengan teknik pernapasan
  • Tujuannya: membuat fascia tetap lentur, saraf aktif, dan prostat dapat “ruang gerak”

Tips Praktis Mencegah & Mengurangi Gejala BPH dengan Pendekatan Fascia

Khusus buat kamu (atau ayah, om, kakak laki-laki) yang mulai ngerasa gangguan pipis atau sudah punya riwayat BPH, ini dia tipsnya:

1. Jangan duduk terlalu lama

Duduk >30 menit non-stop bikin fascia pelvis menegang. Bangun tiap setengah jam, stretching sebentar.

2. Latihan pernapasan diafragma

Tarik napas dalam dari hidung, rasakan perut bawah mengembang → bikin fascia organ bawah santai dan sirkulasi lancar.

♂️ 3. Perbaiki postur berdiri & jalan

Hindari perut menggantung dan panggul maju. Gunakan teknik “stacking” postur: kepala, bahu, pinggul, tumit dalam satu garis lurus.

4. Latihan pelvic floor terkontrol

Nggak harus Kegel! Fokus ke relaksasi dan mobilitas otot dasar panggul, bukan sekadar mengencangkan.

5. Konsumsi herbal pelancar prostat

Seperti ekstrak saw palmetto, pygeum africanum, dan teh daun kumis kucing. Tapi tetap evaluasi dengan terapis atau dokter ya.

Penutup

BPH itu bukan sekadar masalah hormon dan usia. Tubuh kita saling terhubung seperti puzzle—dan fascia adalah bagian penting yang sering terlupakan. Dengan memahami dan mengurai ketegangan fascia pelvis, kita bukan hanya bantu prostat bekerja lebih baik, tapi juga memperbaiki kualitas hidup pria secara keseluruhan.

Jadi, kalau kamu atau orang tercinta mulai ngalamin gejala BPH, jangan buru-buru panik. Mungkin bukan prostatnya yang bandel, tapi fascia-nya yang minta dilepasin!

Ingin tahu lebih lanjut tentang FASCIA Hack dan terapinya? Obat Prostat Membesar
Langsung aja kunjungi www.qulbi.com atau datang ke Griya Sehat QULBI di Bekasi.
Karena prostat sehat, hidup pun lebih nikmat

Baca Juga :  FASCIA Hack dan Biotensegrity: Solusi Nyeri Holistik melalui Keseimbangan Struktural

Referensi :

  • Roehrborn, C. G. (2005). Benign prostatic hyperplasia: an overview. Reviews in Urology, 7(Suppl 9), S3–S14. PubMed
  • Kwon, J. K., & Chang, I. H. (2020). The Role of Sex Hormones in the Pathogenesis and Treatment of BPH. Korean Journal of Urology, 61(1), 3–10. DOI
  • Andersson, K. E., & Michel, M. C. (2011). Physiology of the lower urinary tract: Current concepts. Basic & Clinical Pharmacology & Toxicology, 110(4), 217–225. DOI

Hubungan Fascia, Saraf, dan Organ dalam Konteks Visceral:

  • Schleip, R., Jäger, H., & Klingler, W. (2012). What is ‘fascia’? A review of different definitions and implications. Journal of Bodywork and Movement Therapies, 16(4), 496–502.
    DOI
  • Oschman, J. L. (2003). Energy Medicine: The Scientific Basis. Churchill Livingstone- Buku ini membahas sifat piezoelectric fascia, peran fascia dalam sistem saraf, dan hubungan jaringan lunak dengan organ internal (termasuk pelvis dan prostat secara implisit).
  • Myers, T. W. (2020). Anatomy Trains: Myofascial Meridians for Manual and Movement Therapists (4th ed.) – Fokus pada relasi fascia tubuh secara global, termasuk koneksi antara lumbar–pelvis–urogenital.

Fascia dan Sistem Saraf Otonom:

  • Willard, F. H., et al. (2012). Fascia and the autonomic nervous system. In Fascia: The Tensional Network of the Human Body (pp. 99–113).
    Buku ini membahas bagaimana ketegangan fascia bisa memengaruhi saraf simpatis/parasimpatis yang mengatur organ pelvis.

Efek Latihan & Gerakan pada Fascia dan Fungsi Pelvis:

  • Benjamin, D. R. (2009). The pelvic floor: Anatomy and clinical evaluation. Physiotherapy, 95(2), 107–117. DOI
  • Grüneberg, C., et al. (2015). Influence of Pelvic Floor Muscle Activation on Urethral Pressure. Neurourology and Urodynamics, 34(8), 744–749. DOI
  • Syaifullah, E. QULBI Method: Solusi Nyeri Holistik 2025, Website Griya Sehat QULBI – www.qulbi.com
0Shares

Griya Sehat QULBI

Spesialis Terapi Nyeri Bekasi

Tinggalkan Balasan